Skip to main content

Studi Kasus: Bisnis Pariwisata yang Sukses Menggunakan TikTok

 


TikTok adalah platform media sosial yang sangat populer di seluruh dunia, dan banyak bisnis pariwisata mulai memanfaatkannya untuk mempromosikan destinasi mereka. Salah satu contoh bisnis pariwisata yang telah berhasil menggunakan TikTok dalam pemasaran mereka adalah VisitScotland, badan pariwisata resmi Skotlandia.

VisitScotland mulai menggunakan TikTok pada tahun 2019 untuk menjangkau khalayak yang lebih muda dan menciptakan buzz di sekitar destinasi mereka. Mereka membuat serangkaian video pendek yang menampilkan pemandangan indah Skotlandia, aktivitas outdoor, dan budaya Skotlandia yang unik. Mereka juga menggunakan musik dan hashtag yang populer untuk menarik perhatian pengguna TikTok.

Hasilnya sangat mengesankan. Hingga saat ini, VisitScotland telah menciptakan lebih dari 1,5 juta tampilan video dan memperoleh lebih dari 75.000 pengikut di platform. Kampanye TikTok mereka juga telah menginspirasi banyak orang untuk mengunjungi Skotlandia, dengan lebih dari 13.000 pengguna yang menggunakan hashtag mereka #ScottishBucketList.

Pada akhirnya, VisitScotland telah berhasil mengambil keuntungan dari potensi TikTok untuk menciptakan buzz dan menjangkau khalayak yang lebih muda. Mereka juga telah berhasil menunjukkan bahwa destinasi mereka sangat menarik dan cocok untuk dinikmati oleh semua orang.

Pelajaran yang bisa dipetik dari kampanye TikTok VisitScotland adalah pentingnya memahami audiens target Anda dan memanfaatkan tren dan hashtag yang populer di platform. Dalam hal ini, VisitScotland memahami bahwa khalayak muda adalah pengguna aktif TikTok, dan oleh karena itu mereka membuat konten yang sesuai dengan minat dan gaya hidup mereka.

Selain itu, VisitScotland juga menunjukkan pentingnya membuat konten yang menarik dan menghibur, menggunakan musik dan efek visual yang menarik, dan memanfaatkan platform TikTok secara kreatif. Dengan membuat konten yang unik dan menarik, VisitScotland berhasil menarik perhatian pengguna TikTok dan mempromosikan destinasi mereka secara efektif.

Dalam keseluruhan, bisnis pariwisata yang ingin memanfaatkan TikTok untuk pemasaran mereka harus memahami audiens mereka, membuat konten yang menarik dan menghibur, dan memanfaatkan platform secara kreatif. Dengan mengikuti strategi yang sama seperti VisitScotland, bisnis pariwisata lain dapat memanfaatkan potensi TikTok untuk meningkatkan visibilitas dan menginspirasi lebih banyak orang untuk mengunjungi destinasi mereka.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen