Skip to main content

10 Alasan Naik Bus ke Banda Aceh

Ada beragam alasan yang menjadikan Banda Aceh menjadi salah satu destinasi impian para pecinta bus di Indonesia. Beberapa kawan yang tiba di Banda Aceh bercerita bahwa mereka penasaran dengan Terminal yang berisikan chasis premium, ada yang rindu kulinernya, hingga ada yang ingin piknik ke Nol Kilometer di Pulau Weh, Kota Sabang. Berikut ini akan saya sarikan 10 alasan kenapa harus naik bus ke Banda Aceh. 



1. Paling Ujung Barat Indonesia
Secara geografis, Terminal Bus Batoh Banda Aceh berada di ujung paling barat Indonesia. Hal ini menandakan bahwa Terminal Bus Batoh menjadi terminal bus terakhir di wilayah barat. Belum ada rute bus lanjutan selain Medan - Banda Aceh dari Terminal Bus Batoh ini.




2. Non Tol

Perjalanan dari Medan menuju Banda Aceh ditempuh dengan jarak 600kilometer. Beberapa Perusahaan Otobus memilih menggunakan jalur tol dari Kota Medan menuju Kota Binjai dengan jarak kurang dari 30km. Meski kebanyakan bus memilih enggan melalui Tol Medan - Binjai dengan alasan menjemput pelanggan. Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui Jalur Lintas Timur Sumatera bukan tol. Kita dapat menikmati tata ruang kota yang disinggahi.

3. Jalan Malam dan Jarang Berhenti di Rumah Makan.
Bus yang berangkat malam mulai dari pukul 20.00 jarang sekali berhenti untuk istirahat makan. Bus hanya akan berhenti makan ketika tiba waktu sahur di Bulan Ramadhan. Tentunya ini akan memangkas waktu tempuh selama di perjalanan. Biasanya hanya bus sore saja yang mampir ke rumah makan. Bagaimana dengan isi bahan bakar minyak? Mayoritas Bus-Bus dengan rute Medan - Banda Aceh telah mempersiapkan bahan bakar sebelum keberangkatan. Tentunya dengan memperkirakan jarak tempuh yang jauh ya pren.



4. Bertameng
Bus di Aceh tergolong sangat unik. Di depan kaca depan dipasangi tameng atau perisai. Tameng ini terbuat dari besi yang dibentuk menyerupai jaring-jaring. Sepintas akan terlihat seperti kendaraan taktis. Tameng ini sengaja dibuat demi keselamatan pengemudi dan pelanggan. Karena di lintasan Medan - Banda Aceh maupun Medan - Takengong masih ditemukan tangan-tangan usil yang melempari bus ketika sedang lewat. Sangat berbeda tentunya dengan wilayah lainnya di Indonesia. Meski sebenarnya tameng tersebut sangat mengganggu pandangan mata.



5. Dua Driver
Untuk menempuh perjalanan 10-14 jam, Perusahaan Otobus di Aceh menyediakan 2 pengemudi dalam 1 unit bus nya. Sehingga akan ada pergantian pengemudi di tengah perjalanan. Hal ini untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan kepada pelanggan bus.

6. Chasis Premium
Tidak dapat dipungkiri jika Terminal Bus Batoh menjadi sarang bus dengan chasis-chasis premium. Terminal Batoh di sore hari menjelma seperti tempat pameran bus-bus mewah. Perusahaan Otobus dengan rute Medan - Banda Aceh seolah tidak pernah ingin ketinggalan pada trend bus bus terbaru. Perhatikan saja di tahun 2013an terdapat Mercedes Benz OH 1830 milik PMTOH yang terparkir disini. Selanjutnya bermunculan Mercy 1626, 1836 hingga 2542. Dominasi Mercedes Benz di Terminal Batoh juga akhirnya mulai berkurang dengan masuknya chasis-chasis premium dari Scania K360 dan K410.

 


7. Shalat Subuh
Kalian yang terlalu nyaman dengan fasilitas bantal dan selimut bus jangan takut ketiduran dan melewatkan shalat subuh selama di perjalanan. Setiap Perusahaan Otobus akan beristirahat di Mesjid terdekat ketika tiba waktunya Shalat Subuh. Pengemudi dan Kondektur biasanya akan membangunkan pelanggan untuk shalat subuh.


8. Kuliner
Banda Aceh menyajikan beragam kuliner tradisional yang harus kalian coba. Masa iya sudah ke Banda Aceh gak nyobain sanger atau Mie Aceh. Belum lagi Sate Matang, Rujak Aceh, Kari Kambing sampai Kari Bebek. Konon dari 10 makanan di Aceh, 4 masuk kategori enak dan 6 lainnya enak sekali.

 
Kulineran Pren

9. Wisata Tsunami dan Religi
Siapa yang tidak ingat bahwa Banda Aceh menjadi salah satu wilayah yang terkena bencana tsunami 2004 silam. Untuk menjadi pengingat dan sarana edukasi, Pemerintah membangun Museum Aceh, PLTD Apung, Museum Kapal di Atas Rumah. Terdapat juga beberapa wisata religi seperti Mesjid Raya Baiturahman yang menjadi landmark Kota Banda Aceh. 

 
Mesjid Raya Baiturahman

Museum PLTD Apung

10.Bus Langka
Di tahun 1996 Kurnia Anugerah Pusaka Grup mendatangkan unit Mercedes Benz OH 1634 L ke Aceh. Bus ini merupakan pelopor pengguna Air Suspensi pertama di Indonesia, dengan sistem pengeremen ABS +retarder, didatangkan ke Indonesia dengan bentuk CBU ( Complete Built Up). Meski bukan julukan sebenarnya, Kurnia Anugerah Pusaka (KAP) Grup menyebut OH 1634 L ini dengan Megatrend. Bus ini layak disebut legend karena sejak tahun 1996 hanya ada 20 unit saja dan dimiliki oleh KAP Grup. Beberapa diantaranya masih terawat dengan sangat baik. Jika ke Banda Aceh, kalian harus naik Megatrend.

 
Megatrend OH 1634 L
 









Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen