Skip to main content

Menjelajahi Cita Rasa Khas Batak di Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung


Tarutung merupakan jantung budaya Batak. Di sini, Anda bisa merasakan kentalnya tradisi dan adat istiadat Batak yang masih terjaga dengan baik. Rumah-rumah adat Batak yang megah, dengan arsitektur unik dan ukiran khas, menghiasi beberapa sudut kota. Tarutung juga menjadi pusat peradaban Huria Kristen Batak Protestan. Sehari sebelumnya kami telah berkunjung ke sebuah gereja sebagai saksi Kisah Nomensen di Garedja Dame Desa Saitnihuta Tarutung

Tarutung menawarkan beragam kuliner khas Batak yang menggugah selera, seperti Saksang (daging babi yang diasap), Babi Panggang, dan Ikan Mas Arsik. Kalian bisa mencicipi kuliner khas Batak di Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung. Rumah makan ini berlokasi Hutatoruan IX, Kec. Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Jika kalian hendak menuju Salib Kasih Tarutung dari arah kota, kalian akan melintasi rumah makan ini.


Langkah kaki saya membawa saya ke Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung, sebuah tempat makan yang namanya telah lama menarik perhatian saya. Begitu memasuki area restoran, aroma khas masakan Batak langsung menyambut saya, membangkitkan selera makan dan rasa penasaran.

Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung bukan sekadar tempat makan biasa. Di sini, kalian akan menemukan beragam kuliner non halal yang memanjakan lidah dengan cita rasa khas Batak yang khas, dibalut dengan suasana kekeluargaan yang hangat dan nyaman.

Pengalaman kuliner yang tak terlupakan menanti di Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung. Setiap hidangan diolah dengan penuh racikan bumbu turun temurun, menggunakan bahan-bahan segar dan berkualitas, serta resep tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Kelezatan yang menggoda terpancar dari setiap menu yang ditawarkan. Tango Tango, hidangan andalan restoran ini, menghadirkan sensasi rasa yang tak terlupakan dengan perpaduan gurih dan pedas andaliman yang khas. Sambal ijo yang disajikan pun tak kalah lezat, dengan rasa pedas yang pas di lidah.

Kehangatan dan kenyamanan menjadi ciri khas Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung. Suasana kekeluargaan terasa begitu kental, membuat kita merasa seperti sedang makan di rumah sendiri. Pelayanan yang ramah dan sigap semakin menambah kenyamanan Anda selama bersantap.

Lebih dari sekadar tempat makan, Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung menawarkan pengalaman kuliner yang istimewa. Di sini, Anda akan merasakan perpaduan sempurna antara kelezatan masakan Batak, suasana yang hangat dan nyaman, serta pelayanan yang memuaskan.

Harga Terjangkau untuk Kualitas Memuaskan:

Harga makanan di Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung terbilang cukup terjangkau, mulai dari Rp 25.000,-. Dengan kualitas rasa dan layanan yang ditawarkan, harga tersebut terbilang sepadan dan tak akan membuat kantong Anda jebol. Disini juga kita dapat menikmati segarnya Soda Badak khas Siantar. Akan lebih segar jika ditambahkan dengan susu dan disajikan dingin.

Menjelajah Cita Rasa Khas Batak:

Bagi kalian yang ingin menjelajahi cita rasa khas Batak yang khas, Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung adalah pilihan yang tepat. Restoran ini menawarkan menu makanan non halal yang lezat dengan berbagai pilihan, seperti ikan bakar, arsik, dan panggang.

Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung adalah sebuah tempat makan yang wajib dikunjungi bagi para pecinta kuliner khas Batak. Cita rasa yang lezat, suasana yang nyaman, dan pelayanan yang ramah menjadikan restoran ini pilihan yang tepat untuk menikmati hidangan istimewa bersama keluarga dan orang terkasih.

Ayo, rasakan sendiri pengalaman kuliner yang tak terlupakan di Rumah Makan Kristen Gloria Tarutung!

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen