Skip to main content

Mencicipi Cita Rasa Legendaris Bakmi Tjo Kin di Bandung

Bakmi Tjo Kin

Bakmi Tjo Kin, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta kuliner Bandung. Kedai bakmi legendaris ini telah memanjakan lidah masyarakat sejak tahun 1920-an, dan hingga kini masih menjadi primadona, terbukti dengan ramainya pengunjung setiap harinya.

Tjo Kin menawarkan suasana klasik yang otentik. Tempatnya tidak terlalu luas, namun dihiasi dengan dekorasi vintage yang menarik, membawa pengunjung kembali ke masa lampau. Bakmi Tjo Kin adalah sebuah kedai mie yang telah menjadi legenda di kota Bandung. Kedai ini berada di Jalan Cihapit No. 18. Berdiri sejak tahun 2020, Bakmi Tjo Kin menawarkan beragam jenis bakmi yang siap menggoyang lidah 12. Bakmi Tjo Kin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Bandung Pusatnya Wisata Kuliner. 

Bakmi Tjo Kin


Sejarah Singkat Bakmi Tjo Kin

Saya sempat ngobrol-ngobrol dengan tukang parkir dan penjaja makanan disekitar, mereka menceritakan pemilik kedai bakmi ini yang sudah menetap lama di Cihapit. Didirikan oleh Tjo Kin, seorang imigran asal Tiongkok, kedai ini awalnya merupakan warung kaki lima sederhana. Kegigihan dan resep turun-temurun yang dijaga ketat menjadi kunci kesuksesan Bakmi Tjo Kin hingga saat ini. Namanya tersebar di masyarakat karena kenikmatan bakmienya. Sehingga wajar jika pesan ini menjadi berantai dan menyebar luas.

Jika kalian mengunjungi Bakmi Tjo Kin, kalian akan melihat tulisan “Toko Buku Atkas” di bagian belakang kedai. Ternyata, tempat ini dulunya adalah toko buku bernama Atkas. Kedai ini tampaknya mempunyai sejarah yang panjang. Terlebih berada di kawasan Cihapit. Dulu, Cihapit adalah pemukiman Belanda kelas menengah ke bawah, dengan 127 rumah dan 12 toko pada 1921. Saat Jepang menduduki, Cihapit menjadi kamp Interniran terbesar di Bandung, menawan orang Eropa dan perempuan Pribumi. Setelah Perang Dunia, kamp dihapus, dan pemukiman serta pasar tradisional tumbuh kembali. Meski mengalami penindasan kolonial dan tekanan ekonomi, Cihapit bangkit. Di balik masa kelamnya, kini kawasan ini menyimpan sejarah yang kaya dan pertumbuhan yang menginspirasi.

Bakmi Tjo Kin

Kelezatan Halal yang Menggugah Selera

Berbeda dengan bakmi pada umumnya, Bakmi Tjo Kin menggunakan mie yang lebih tebal dan kenyal. Tekstur ini berpadu sempurna dengan bumbu dan topping yang berlimpah. Setiap menu yang disajikan sudah dipastikan halal, jadi kita tidak perlu ragu untuk menyantapnya. Menu andalan di sini adalah Yamien Manis, di mana mie disiram dengan saus manis gurih dan dilengkapi dengan topping ayam cincang, bakso, dan pangsit goreng. Bagi pecinta rasa pedas, sambal yang disajikan menjadi pilihan tepat. Sensasi pedas yang membakar lidah berpadu dengan aroma khas cabai rawit yang menggoda. Sambal racikan yang menjadi ciri dari Bakmi Tjo Kin.

Selain mie, Bakmi Tjo Kin juga menyediakan berbagai menu pelengkap seperti pangsit goreng, siomay, dan bakso goreng. Setiap hidangan diolah dengan bahan-bahan berkualitas dan halal, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Satu porsi Bakmi Tjo Kin dibanderol dengan harga mulai dari Rp 24.000 hingga Rp 37.000. Menurut saya pribadi, harga yang ditawarkan masih tergolong cukup terjangkau. Mengingat porsi yang disajikan cukup berlimpah. Untuk yamin asin / manis harganya  Rp 24.000. Sedangkan yamin baso asin / manis harganya  Rp 29.000.Untuk yamin menggunakan mie kecil atau mie lebar. Disini juga tersedia Yamin Ayam Spesial yang di dalamnya juga disajikan baso, swikiaw, dan baso tahu. Menu ini dibandrol dengan harga RP 37.000.

Bakmi Tjo Kin
Kalian juga dapat membeli siomay kukusnya, untuk 5 pcs harganya Rp 29.000. Untuk baso goreng, swikiauw, baso kuah, baso tahu harganya masing masing Rp 25.000 per porsi. Disini kalian juga dapat memesan Coffee Root Beer, Es Asem Jawa, Orange Juice, Es Teh Manis dan minuman lainnya.

Take Away

Bagi kalian yang ingin menikmati kelezatan Bakmi Tjo Kin di rumah, tersedia layanan take away. Hal ini memudahkan para pecinta kuliner untuk menyantap hidangan favorit mereka di mana pun dan kapan pun. Saya juga melihat beberapa pekerja ojek online memesan bakmi disini untuk diantarkan kepada pelanggannya. Kalian juga bisa pesan secara online tentunya.

Bakmi Tjo Kin merupakan pilihan tepat bagi para pecinta kuliner yang ingin merasakan cita rasa legendaris Bandung. Perpaduan rasa yang autentik, halal, dan harga terjangkau menjadikan kedai ini sebagai salah satu destinasi kuliner wajib dikunjungi di Bandung. Jika kalian hendak berkunjung, hindari datang di jam makan siang dan weekend karena biasanya ramai pengunjung.

Bakmi Tjo Kin

Tempatnya tidak terlalu luas, namun memiliki nuansa yang homey seperti rumah nenek dengan konsep rumah pecinan tempo dulu. Beberapa menu favorit yang bisa Anda cicipi di Bakmi Tjo Kin antara lain:

Yamien Asin Ayam (Mie Kecil): Harganya sekitar IDR24.000. Ayamnya lembut dengan kecap dan daun salam yang kencang, serta kuah yang manis karena bawang putih gorengnya.
Yamien Manis Ayam (Mie Lebar): Juga seharga IDR24.000. Mienya lebar dan teksturnya oke. Cocok dipadukan dengan ayam kecap yang membuatnya lebih flavorful.
Bakso Goreng: Harganya sekitar IDR25.000. Rasanya mirip dengan veggie otak-otak olahan yang ada di supermarket, tetapi lebih premium dan ikan banget

Jika Anda mengunjungi Bakmi Tjo Kin, Anda akan melihat tulisan “Toko Buku Atkas” di bagian belakang kedai. Ternyata, tempat ini dulunya adalah toko buku bernama Atkas,

Update Artikel Pilihan Lainnya Dari Blog Kami di Google News Henri Sinurat

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen