Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Kuliner Aceh

Menikmati Sensasi Ikan Marlin di Mie Bruek U Blang Bintang Aceh Besar

  Siapa yang tidak kenal dengan kelezatan Mie Aceh. Mie yang dimasak dengan beragam rempah. Inilah yang menjadikan Mie Aceh mempunyai citarasa yang tinggi. Sehingga banyak orang yang menjadi peminatnya. Uniknya lagi Mie Aceh selalu dilengkapi dengan acar irisan bawang, kerupuk emping atau kerupuk biasa. Mie yang disajikan dapat berupa mie basah dan mie goreng. Meski demikian, jika disadari setiap pedagang Mie Aceh sejatinya mempunyai rasa yang khas. Seperti Mie Bruek yang kami sambangi. Kedai mie ini seperti kebanyakan kedai mie tradisional di Aceh. Lokasinya berada di tepi jalan. Jika dari arah Bandara Sultan Iskandar Muda menuju Bundaran Lanud, posisinya di sebelah kiri jalan. Tepat sebelum halte Trans Kutaradja. Sebuah plang papan nama kecil memperlihatkan nama Mie Bruek disana. Kedai ini terlihat sangat sederhana. Dibangun menggunakan kayu dan papan setengah tiang. Sehingga pelanggan dapat melihat meja dan kursi dari luar kedai. Sebuah spanduk yang mencolok bertuliskan "Mie Br

Dapur Mahilla: Pilihan Katering Harian Banda Aceh dengan Citarasa Rumahan Yang Menggugah Selera

Jenis usaha katering saat ini telah menjadi penyelamat bagi para mahasiswa dan pekerja kantoran saat ini. Dengan rutinitas yang padat dan waktu yang terbatas, makanan siap saji yang disediakan oleh layanan katering sangat membantu mereka. Para mahasiswa dapat dengan mudah memesan makanan harian tanpa perlu memasak atau keluar mencari makanan. Hal ini memungkinkan mereka fokus pada studi dan tugas-tugas akademik mereka. Pekerja kantoran juga sangat diuntungkan dengan adanya layanan katering. Mereka dapat menikmati makanan yang lezat dan bergizi langsung di tempat kerja. Ini menghemat waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk mencari makanan di luar. Dengan katering, para mahasiswa dan pekerja kantoran dapat menikmati hidangan berkualitas tanpa repot. Layanan ini tidak hanya menyediakan kemudahan, tetapi juga memberikan variasi menu yang menarik dan terjangkau. Dengan demikian, catering menjadi pilihan yang sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari masyarakat ya

Masak Kuah Beulangong Khas Aceh

Kuah Beulangong adalah salah satu hidangan tradisional Indonesia yang berasal dari Provinsi Aceh. Kuah Beulangong biasanya dibuat dengan campuran daging sapi atau kambing. Bumbu-bumbu yang digunakan seperti jahe, kunyit, dan ketumbar, cabai, bawang. Kuah Beulangong ini terkenal dengan rasa pedas dan gurihnya, serta sering disajikan dengan tambahan kerupuk emping atau bawang goreng sebagai pelengkap. Kuah Beulangong merupakan salah satu hidangan khas Aceh yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat setempat. Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara-acara spesial seperti pernikahan, khitanan, acara adat dan acara keagamaan lainnya. Kuah Beulangong juga biasanya disajikan sebagai hidangan utama di restoran-restoran yang menyajikan masakan Aceh. Kuah Beulangon sengaja disajikan untuk makan bersama. Sehingga dimasak dalam jumlah yang tidak sedikit. Bahkan di beberapa daerah, Kenduri Kuah Beulangong dijadikan event wisata budaya. Untuk membuat Kuah Beulangong, daging sapi atau ka

Nirapresso Minuman Unik Dari Aceh

  Nira espresso mungkin bukan istilah yang umum digunakan dalam dunia kopi. Kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa kopi yang disajikan murni hanya kopi saja, atau ditambahkan susu bahkan creamer. Akan tetapi ada yang berbeda di Morden Coffee Banda Aceh. Kedai kopi satu ini menyuguhkan kopi dengan tampilan yang berbeda. Kopi espresso yang disajikan, dipadukan dengan nira.  Air nira adalah cairan yang dihasilkan dari tebu yang ditebang. Saat tebu dipotong atau ditumbuk, terbentuk getah yang mengandung gula, air, dan nutrisi lainnya. Getah ini kemudian disaring dan diambil bagian airnya, itulah yang disebut air nira. Tetapi sepertinya nira yang digunakan oleh Morden adalah nira yang berasal dari kelapa. Air nira kelapa adalah cairan manis yang diambil dari kelapa yang masih muda, yaitu sekitar 6 hingga 7 bulan setelah kelapa ditanam. Air nira kelapa mengandung banyak nutrisi dan elektrolit seperti kalium, kalsium, magnesium, natrium, fosfor, dan vitamin C. Air nira kelapa biasanya dikons

Pulut Bakar Khas Aceh

  Pulut bakar adalah salah satu hidangan tradisional yang sangat populer di kalangan masyarakat Aceh. Konon pulut bakar ini merupakan penganan tradisional yang sering dibuat oleh masyarakat Melayu. Sehingga tidak mengherankan jika pulut bakar cukup terkenal di Indonesia hingga ke Malaysia. Hidangan ini terdiri dari ketan atau beras ketan yang dibakar di atas arang atau panggangan dengan lapisan gula kelapa atau serunding. Pulut bakar biasanya diisi dengan serunding atau gula kelapa dan kemudian dibungkus dengan daun pisang sebelum dibakar. Hidangan ini sering dijual sebagai makanan ringan atau hidangan penutup di pasar malam atau acara-acara tertentu. Di Aceh sendiri, pulut bakar hanya berisikan beras ketan yang dibungkus daun pisang. Ukurannya tidak terlalu besar, hanya sepanjang tiga ruas jari dan lebar satu ruas jari saja. Ukuran sengaja dibuat tidak besar  agar kematangannya merata saat dibakar. Daun pisang digunakan karena merupakan media yang sangat tahan terhadap panasnya pangga

Menikmati Mie Aceh Lobster di Tepi Pantai Rigaih Calang Aceh Jaya

Belum lagi jauh kami meninggalkan pusat Kota Calang di Kabupaten Aceh Jaya, kendaraan roda empat yang kami naiki menepi. Bang Mukhlis yang mengemudikan kendaraan ini diminta untuk menunggu sebentar. Tempat pertama yang kami sambangi ternyata tidak mempunyai stok lobster yang cukup untuk kami. Wajar saja karena kami tidak datang di akhir pekan sehingga lobster yang disediakan sangat terbatas. Usut punya usut, jumlah pengunjung ke pantai-pantai di Calang ini lebih ramai di akhir pekan. Pemilik kedai yang kami sambangi ini menyarankan untuk menuju kedai yang tak jauh dari sana, kira kira 200meter jaraknya. Kami diarahkan menuju tepian Teluk Rigaih. Akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan. Benar saja, tak jauh dari kedai pertama tadi terlihat sebuah kedai yang terlihat mencolok di tepi laut. Ada bangunan yang lebih besar dari kedai-kedai di sekitarnya. Ada bangunan yang berdiri kokoh di tepi laut tempat pengunjung bersantai ria. Sebuah gerobak masakan terlihat di bagian depan bangunan

10 Alasan Naik Bus ke Banda Aceh

Ada beragam alasan yang menjadikan Banda Aceh menjadi salah satu destinasi impian para pecinta bus di Indonesia. Beberapa kawan yang tiba di Banda Aceh bercerita bahwa mereka penasaran dengan Terminal yang berisikan chasis premium, ada yang rindu kulinernya, hingga ada yang ingin piknik ke Nol Kilometer di Pulau Weh, Kota Sabang. Berikut ini akan saya sarikan 10 alasan kenapa harus naik bus ke Banda Aceh.  1. Paling Ujung Barat Indonesia Secara geografis, Terminal Bus Batoh Banda Aceh berada di ujung paling barat Indonesia. Hal ini menandakan bahwa Terminal Bus Batoh menjadi terminal bus terakhir di wilayah barat. Belum ada rute bus lanjutan selain Medan - Banda Aceh dari Terminal Bus Batoh ini.

Eksistensi Mie Aceh Melalui Citarasa Mie Kepiting 46

Mie Aceh atau kerap disebutkan mie saja bagi kebanyakan masyarakat Aceh merupakan makanan yang tak asing di telinga. Ada kalanya menjadi pelipur lapar atau sekedar jadi santapan goyang lidah semata. Soal rasa, siapa yang tak mengenal makanan ini. Hampir di seluruh penjuru Aceh terdapat kedai mie. Pun demikian dengan beberapa kota besar di seantero jagat nusantara. Jika tidak murni sebagai kedai mie, biasanya pedagang mie bersanding baik dengan kedai-kedai kopi. Tidak jarang juga branding mie menjadi sumber penarik minat pengunjung kedai kopi. Sebut saja Elcomandante Coffee di Batoh dan Mie Yahli di dekat Simpang Surabaya. Atau kedai mie tunggal seperti Mie Ayah di Mibo atau Mie 46 di Gampong Baron, Blang Oi. Beberapa lokasi tadi kesemuanya berada di Banda Aceh.

Timphan Asoe Kaya

Timphan bagi penduduk Aceh jajanan ini tidaklah asing di telinga. Makanan ringan satu ini kerap kita temui pada penjual jajanan di pasar tradisional. Bagi anda yang pernah mengunjungi Kede Kupi, juga tidak asing dengan timphan. Makanan berbalut daun pisang muda ini biasanya turut disajikan bersama dengan minuman yang kita pesan. Jajanan yang dibalut dengan daun pisang berwarna kuning ini membuat kita penasaran akan isi dan rasa yang terkandung di dalamnya. Sebenarnya bentuk makanan ini pernah saya temui juga di beberapa daerah di Pulau Jawa sana, hanya saja rasa yang membuatnya berbeda.   Timphan Asoe Kaya sangat berbeda dengan makanan sejenis di tempat lain, karena di dalamnya berisi srikaya. Bahkan tidak jarang kita temui modifikasi racikan dengan memasukkan durian ke dalamnya. Jika kita belum pernah mencoba timphan tentunya akan malas menyentuh makanan ini karena balutan daun pisang yang selalu basah. Mungkin karena sedikit lengket membuat orang-orang enggan menyentuhnya

Jangan Pernah Ke Sumatera

Dua tahun terakhir ini nyaris hingga 3 kali mengelilingi Sumatera menggunakan bus. Meski tidak semua daratan Sumatera saya kunjungi, setidaknya berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu bus ke bus lainnya merupakan sebuah kenikmatan yang tiada tara. Selain bisa mencicipi kuliner yang khas, keindahan alam yang mungkin tidak ada di tempat lain, bila beruntung kita bisa melihat kebudayaan khas dari kota yang kita kunjungi tersebut. Sempat terlintas berkeinginan kembali mengulang berkunjung tempat-tempat indah di Sumatera seperti teman teman lain yang menggunakan kendaraan pribadi. Apa daya belum ada kendaraan pribadi yang terbeli Mungkin ke depan bisa terbeli kelak temani piknik keliling Sumatera lagi.

Rayuan Kuliner Lampineung

Pagi baru saja beranjak, matahari kembali menapaki Jalan Panglima Nyak Makam, Banda Aceh. Roda sepeda masih menemani keringat pagi yang enggan beranjak dari badan. Kepulan asap dari jauh samar terlihat. Jelas terlihat sebuah drum di tepi jalan yang mengeluarkan api perlahan tapi pasti. Malu malu asap putih abu abu jelas mengepuli ketan kecil berselimutkan daun pisang yang hijau benar. Pulut Ketan Bakar, begitulah tenar nama jajanan ini di Aceh. Sesekali kendaraan singgah untuk membeli beberapa potong Pulut Ketan tersebut. Bahkan tidak jarang yang langsung memakannya di lokasi tersebut. Pulut Ketan merupakan satu dari sekian banyak jajanan pagi yang biasa singgah di kedai kopi. Makanan ringan khas Aceh ini kerap dijadikan sebagai sarapan pagi.