Skip to main content

Masak Kuah Beulangong Khas Aceh

Kuah Beulangong adalah salah satu hidangan tradisional Indonesia yang berasal dari Provinsi Aceh. Kuah Beulangong biasanya dibuat dengan campuran daging sapi atau kambing. Bumbu-bumbu yang digunakan seperti jahe, kunyit, dan ketumbar, cabai, bawang. Kuah Beulangong ini terkenal dengan rasa pedas dan gurihnya, serta sering disajikan dengan tambahan kerupuk emping atau bawang goreng sebagai pelengkap.

Kuah Beulangong merupakan salah satu hidangan khas Aceh yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat setempat. Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara-acara spesial seperti pernikahan, khitanan, acara adat dan acara keagamaan lainnya. Kuah Beulangong juga biasanya disajikan sebagai hidangan utama di restoran-restoran yang menyajikan masakan Aceh. Kuah Beulangon sengaja disajikan untuk makan bersama. Sehingga dimasak dalam jumlah yang tidak sedikit. Bahkan di beberapa daerah, Kenduri Kuah Beulangong dijadikan event wisata budaya.

Untuk membuat Kuah Beulangong, daging sapi atau kambing biasanya diiris tipis. Kemudian daging tersebut dicampur dengan bumbu yang telah dihaluskan. Diaduk hingga merata tanpa memasukkan air terlebih dahulu. Setelah merata, kemudian ditambahkan air. Baru kemudian dimasak di atas api.

Ada cara yang unik dalam membuat tungku untuk menyalakan api. Biasanya dibuat dari potongan drum. Kemudian drum diisi dengan ampas kayu. Sebuah pipa atau kayu biasanya dibuat menyerupai huruf L di dalamnya, kemudian ampas kayu tersebut dipadatkan dengan cara diinjak injak. Setelah padat, maka pipa atau kayu tadi ditarik perlahan. Sehingga terlihat ada lubang panjang menyerupai huruf L. Beberapa potong kayu kemudian dibakar dan di letakkan pada lubang bagian bawah. Maka api akan keluar membumbung melalui lubang yang dibuat tadi. Tentunya ini akan membuat hemat bahan bakar.

Keunikan dari penyajian Kuah Beulangong adalah pada juru masaknya. Biasanya kaum pria menjadi koki yang memasak penganan ini. Sehingga tidak jarang terlihat lebih banyak kaum pria di acara-acara hajatan pada masayarakat Aceh. Tidak hanya memasak, biasanya kaum pria juga terlibat langsung dalam proses mencuci piringnya.

Selain memiliki rasa yang enak dan kaya akan rempah-rempah, Kuah Beulangong juga dipercaya memiliki khasiat kesehatan yang baik. Meskipun Kuah Beulangong sangat populer di Aceh dan beberapa daerah di Sumatera, hidangan ini juga sudah mulai dikenal di seluruh Indonesia dan bahkan menjadi hidangan favorit di luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa kekayaan kuliner Indonesia masih terus berkembang dan memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi kuliner dunia.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen