Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Kopi

Kopi Terbalik Khas Aceh

Kopi Aceh adalah salah satu jenis kopi terbaik yang berasal dari Aceh, Sumatera. Kopi Aceh memiliki citarasa yang khas dan banyak diakui oleh para penikmat kopi di seluruh dunia. Kopi Aceh ditanam di dataran tinggi yang memiliki kondisi iklim dan tanah yang ideal untuk pertumbuhan kopi, serta diolah dengan cara yang khas untuk mempertahankan kualitas dan cita rasanya yang unik. Kopi Aceh dikenal memiliki cita rasa yang kuat dan pahit, serta aroma yang khas dan kental. Rasanya dapat bervariasi dari yang manis hingga yang pahit, tergantung pada cara pengolahan dan pemanggangan biji kopi. Kopi Aceh juga dikenal memiliki kadar kafein yang tinggi, sehingga dapat memberikan efek stimulan yang kuat. Baca Juga : Aming Coffee Juanda Ada beberapa jenis kopi Aceh yang terkenal, seperti Gayo, Takengon, Bener Meriah, dan lain sebagainya. Kopi Aceh Gayo adalah salah satu jenis kopi Aceh yang terkenal di dunia dan memiliki kualitas yang sangat baik. Kopi Aceh Gayo tumbuh di ketinggian 1.200 - 1.500 m

Aming Coffee Juanda

Hampir setiap daerah di penjuru nusantara mempunyai kopi-kopi unggulan. Sehingga tidak mengherankan jika Indonesia disebut sebagai surganya para penikmat kopi. Bahkan tidaklah berjumawa rasanya jika orang Indonesia saya sebut sebagai penikmat kopi terbesar di dunia. Betapa tidak, kedai-kedai kopi menghiasi setiap sudut kota hingga ke penjuru desa. Tidak hanya coffee shop yang menawarkan entitas modern, kedai kopi tradisional juga hingga saat ini masih menjadi pilihan bagi para penikmat kopi. Setiap warung kopi memang mempunyai pelanggan yang berbeda-beda, tentunya dengan beragam tujuan berkunjung yang berbeda-beda pula. Tetapi pastinya, kopi disajikan untuk dinikmati, bukan untuk pertentangan kelas. Meski sejatinya pertarungan kelas dan gender turut mewarnai kisah perjalanan kebun kopi di berbagai penjuru dunia. Bahkan Verena Stolck e yang jebolan Oxford itu mengangkat kisah perjuangan buruh ladang kopi di Sao Paulo dalam bukunya Coffee Planters Workers and Wives.  Masyarakat di Indone

Semerbak Pagi Phon Kirana Kopi Medan

  Setelah turun dari bus, kusempatkan mandi pagi di kamar mandi yang tersedia di bagian belakang loket bus di bilangan Jalan Ring Road. Jalan ini juga lebih familiar dengan nama Jalan Gagak Hitam. Udara Kota Medan pagi itu masih terasa sejuk. Lalu lalang kendaraan mulai menghiasi jalanan, sementara matahari masih belum terlihat keberadaannya. Jika berada di Banda Aceh, tentunya tak akan kesulitan mencari kedai kopi yang sudah buka sepagi ini. Bus yang saya naiki semalam meninggalkan kota demi kota dengan cepat dan lugas. Wajar saja jika jarak tempuh 600an kilometer ini dilibasnya dalam 10jam saja. Tinggal beberapa waktu di Bumi Serambi Mekkah membuat lidah ini seperti dimanja, terlalu suka pilih-pilih kopi yang bercita rasa makna. Bahkan tak jarang bibir ini lirih berbisik "kopinya kurang terasa". Kurang dari beberapa menit, ojek online telah membawa pagi ini membaur dengan hiruk pikuk ibukota Sumatera Utara. Masih pagi sekali, sehingga tak terasa sudah tiba di tempat yang di

Kedai Kopi Seputaran Arena Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XV 2017

Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan  merupakan kegiatan Petani dan Nelayan yang kembali digelar pada 6-11 Mei 2017 di kota Banda Aceh. Kegiatan ini akan berpusat di seputaran Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya dan sekitarnya. Kegiatan yang akan memamerkan hasil pertanian dan perikanan ini digadang gadang akan dihadiri sebanyak 35.000 pengunjung. Bukan jumlah yang sedikit untuk ukuran event di Banda Aceh. Peserta tentunya tidak hanya berasal dari Propinsi Aceh saja, beberapa peserta dari Propinsi lain juga diinformasikan akan turut hadir meramaikan. Sudah barang tentu jika pengunjung datang ke Bumi Serambi Mekkah akan mencari makanan maupun minuman khas yang ada. Selain berkunjung ke daerah wisata lainnya. Meski di Banda Aceh sudah mulai muncul food truck dan penjaja kopi portable yang bisa berkeliling, tidak ada salahnya jika saya share sedikit kedai kopi di sekitaran arena Penas KTNA Tahun 2017. Berikut ini adalah beberapa kedai kopi yang masih dalam jangkauan Stadion Harapan Bangsa L

Secangkir Kopi dari Sibane Bane

Udara dingin masih menusuk meski tubuh sudah berbalut selimut. Sesekali suara endusan kerbau terdengar dari barak di bawah rumah panggung khas Batak ini. Menjadi kebiasaan Namboru (Bibi / saudara perempuan dari Bapak) mulai menyalakan api di tungku dapur sejak pagi buta. Selain menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya yang akan berangkat sekolah, duduk di depan tungku api membuat badan tetap hangat. Udara dingin memang menjadi ciri khas Sibane-Bane, Aek Nauli, Samosir. Pulang ke tanah kelahiran Bapak menjadi kebahagiaan bagi saya ketika ingin menjauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Desa Aek Nauli sudah sedikit lebih baik sekarang, listrik sudah ada, beberapa rumah sudah mempunyai bak penampungan yang terisi air jika hujan datang. Berhemat air adalah nasehat yang paling sakti di desa ini. Akses jalan yang buruk membuat mobil tanki terkadang berat hati untuk menghantarkan air ke desa di dataran tinggi Pulau Samosir ini. Alunan lagu-lagu Batak terdengar dari radio yang dimiliki bibi. Pagi i

Jangan Pernah Ke Sumatera

Dua tahun terakhir ini nyaris hingga 3 kali mengelilingi Sumatera menggunakan bus. Meski tidak semua daratan Sumatera saya kunjungi, setidaknya berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu bus ke bus lainnya merupakan sebuah kenikmatan yang tiada tara. Selain bisa mencicipi kuliner yang khas, keindahan alam yang mungkin tidak ada di tempat lain, bila beruntung kita bisa melihat kebudayaan khas dari kota yang kita kunjungi tersebut. Sempat terlintas berkeinginan kembali mengulang berkunjung tempat-tempat indah di Sumatera seperti teman teman lain yang menggunakan kendaraan pribadi. Apa daya belum ada kendaraan pribadi yang terbeli Mungkin ke depan bisa terbeli kelak temani piknik keliling Sumatera lagi.

Rayuan Kuliner Lampineung

Pagi baru saja beranjak, matahari kembali menapaki Jalan Panglima Nyak Makam, Banda Aceh. Roda sepeda masih menemani keringat pagi yang enggan beranjak dari badan. Kepulan asap dari jauh samar terlihat. Jelas terlihat sebuah drum di tepi jalan yang mengeluarkan api perlahan tapi pasti. Malu malu asap putih abu abu jelas mengepuli ketan kecil berselimutkan daun pisang yang hijau benar. Pulut Ketan Bakar, begitulah tenar nama jajanan ini di Aceh. Sesekali kendaraan singgah untuk membeli beberapa potong Pulut Ketan tersebut. Bahkan tidak jarang yang langsung memakannya di lokasi tersebut. Pulut Ketan merupakan satu dari sekian banyak jajanan pagi yang biasa singgah di kedai kopi. Makanan ringan khas Aceh ini kerap dijadikan sebagai sarapan pagi.