Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2014

Featured Post

Pengalaman Menginap di Luminor Hotel Palembang

Royal Otobus

Awalnya saya sangat asing dengan nama Perusahaan Otobus satu ini. Maklum Royal Otobus memang sangat jarang terdengar di telinga. Bila mendengar kata Royal, sepintas akan teringat perusahaan otobus di sebuah Negara di Asia. Tetapi kali ini berasal dari Bumi Serambi Mekkah. Sejak awal tahun 2014 Royal kerap menjadi perbincangan kawan kawan di komunitas Aceh Bus Lovers. Terutama kawan kawan yang berdomisili di Banda Aceh. Selain menjadi bahan perbincangan yang menarik tentunya rasa penasaran selalu menghampiri bila mendengar kata Royal. Gosip yang beredar membawa kami bermimpi bahwa Royal sedang dalam Karoseri Adiputro saat itu. Hingga bosan membuat saya enggan menanti kedatangan armada Royal. Karena hingga saat ini jarang sekali saya melihat jarak gossip dan launching armada baru di Banda Aceh mempunyai jeda waktu yang sangat panjang hingga berbulan bulan. Melihat kebiasaan perhelatan bus di Aceh, bila kabar burung terlalu jauh sudah dipastikan bahwa gossip tersebut tidak benar.

Canai Mamak Kualalumpur

Banda Aceh petang itu baru saja diguyur hujan. Cuaca yang biasanya gerah meski sudah gelap sudah tak asing bagi warga. Maklum saja Banda Aceh sangat dekat dengan laut. Seperti daerah pesisir kebanyakan suhu udara yang cukup tinggi menjadi identitas yang sangat berbeda dengan daerah dataran tinggi. Sejuk kali ini terasa nyaman. Apalagi ketika jalanan nyaris terbebas dari debu debu yang beterbangan. Disini tidak seperti Balikpapan, dimana jalanan kerap dibersihkan bahkan di pel sehingga tidak ada lumpur mengering yang akan menghasilkan debu.   Bahkan ada peraturan disana, bahwa setiap kendaraan bermotor tidak boleh mengotori aspal jalan raya. Asumsinya bahwa ban tidak boleh berlumpur dan muatan tidak boleh tercecer di jalanan. Semoga kelak Banda Aceh juga bisa seperti Balikpapan yang notabene bukan kota Madani. Cuaca seperti ini memang akan sangat jarang ditemukan di Kutaraja. Sehingga saya bersemangat untuk menikmati kuliner yang tak jauh dari kediaman. 

Timphan Asoe Kaya

Timphan bagi penduduk Aceh jajanan ini tidaklah asing di telinga. Makanan ringan satu ini kerap kita temui pada penjual jajanan di pasar tradisional. Bagi anda yang pernah mengunjungi Kede Kupi, juga tidak asing dengan timphan. Makanan berbalut daun pisang muda ini biasanya turut disajikan bersama dengan minuman yang kita pesan. Jajanan yang dibalut dengan daun pisang berwarna kuning ini membuat kita penasaran akan isi dan rasa yang terkandung di dalamnya. Sebenarnya bentuk makanan ini pernah saya temui juga di beberapa daerah di Pulau Jawa sana, hanya saja rasa yang membuatnya berbeda.   Timphan Asoe Kaya sangat berbeda dengan makanan sejenis di tempat lain, karena di dalamnya berisi srikaya. Bahkan tidak jarang kita temui modifikasi racikan dengan memasukkan durian ke dalamnya. Jika kita belum pernah mencoba timphan tentunya akan malas menyentuh makanan ini karena balutan daun pisang yang selalu basah. Mungkin karena sedikit lengket membuat orang-orang enggan menyentuhnya