Skip to main content

Posts

Angkringan Banda Aceh rasa Yogyakarta

Dari tepi jalan menuju pelabuhan Ulhe Lhe sekilas kedai ini tak terlihat. Letaknya sebelah kiri jalan kira kira 1km dari Museum Tsunami. Nyaris tepat di seberang Dhapu Kupi Ulhe Lhee. Sebuah gerobak khas angkringan di Pulau Jawa terlihat menyambut tamu yang berkunjung. Tampak cirri khas teko alumunium di tepi gerobak. Biasanya teko ini berisi air panas yang terdapat bara api di bawahnya. Tak asing layaknya gerobak angkringan yang sering saya lihat di Jogja. Beberapa nampan plastik turut bersanding menampung beberapa jenis gorengan. Ah jadi ingat Weleri, dulu sering berkunjung kesana. Tak jarang pula menikmati jajanan khas angkringan disana. Dulu kalau sehabis belanja atau membantu pekerjaan rumah kerap diberi uang jajan sama Mak Tua. Seribu rupiah memang tak banyak, tapi cukup untuk segelas es teh manis dan 2potong gorengan. Sekarang entah berapa harganya di Weleri sana. Beberapa potong sate telur puyuh turut meramaikan tempat jajanan gerobak saat itu. Ada juga sate ati ampela b

Jangan Pernah Ke Sumatera

Dua tahun terakhir ini nyaris hingga 3 kali mengelilingi Sumatera menggunakan bus. Meski tidak semua daratan Sumatera saya kunjungi, setidaknya berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dari satu bus ke bus lainnya merupakan sebuah kenikmatan yang tiada tara. Selain bisa mencicipi kuliner yang khas, keindahan alam yang mungkin tidak ada di tempat lain, bila beruntung kita bisa melihat kebudayaan khas dari kota yang kita kunjungi tersebut. Sempat terlintas berkeinginan kembali mengulang berkunjung tempat-tempat indah di Sumatera seperti teman teman lain yang menggunakan kendaraan pribadi. Apa daya belum ada kendaraan pribadi yang terbeli Mungkin ke depan bisa terbeli kelak temani piknik keliling Sumatera lagi.

Rasa Warung Kopi

Warung kopi, siapa gerangan orang yang tidak pernah mendengar kata tersebut.   Jika mendengar kata Aceh maka akan langsung terbersit kata kopi di benak kita. Betapa tidak, Aceh terkenal dengan kenikmatan kopi terbaik di dunia. Begitupun dengan Banda Aceh pantas mendapat julukan Kota Seribu Warung Kopi. Ketika saya bersepeda menyusuri Jl. Panglima Nyak Makam, terlihat jelas belasan Warung Kopi di sepanjang jalan. Anehnya lagi warung kopi di daerah ini tidak pernah sepi. Tampaknya sudah mempunyai pelanggannya masing masing. Tua muda terlihat berkumpul di warung kopi. Ada yang sendiri, bersama teman, bahkan dengan keluarga. Dewasa ini warung kopi telah beralih fungsi. Sebelum-sebelumnya warung kopi dijadikan ajang silaturahmi warga sekitar. Ada yang membahas kegiatan kampung, hingga pembahasan jual beli barang. Tidak jarang juga warung kopi digunakan sebagai tempat sosialisasi kebijakan pemerintah maupun kebijakan adat. Seiring kemajuan jaman, warung kopi tidak lagi sekedar men

Senja TPI Baru Lampulo

Tidak sering rasanya, hanya saja beberapa kali saya senang menikmati hiruk pikuk Tempat Pelalangan Ikan di Lampulo. Beberapa pekan kemarin sengaja kembali berkunjung. Ternyata TPI tersebut sudah pindah ke tempat yang baru. Tidak jauh dari TPI yang lama, saat ini sudah berada di tepi laut. Beberapa kilometer jaraknya dengan TPI yang lama. TPI Lampulo yang baru ini kesannya kurang menarik di awal. Bagaimana tidak, jalan akses menuju lokasi ini berbatu dan berdebu. Bila malam tiba akan terasa karena kurangnya penerangan jalan. Tidak banyak rambu rambu yang menunjukkan lokasi TPI baru. Badrul seorang kawan yang tidak jauh tinggal dari lokasi tersebut mengantarkan saya sore itu. Mungkin kalau tidak diantarkan beliau, sudah barang tentu saya meraba raba dan kebingungan.

PMTOH Datangkan Armada Baru, Pertama di Sumatera

MODA transportasi darat terutama di sektor angkutan penumpang khususnya Angkutan Antar Provinsi berkembang pesat di bumi Serambi Mekkah. Satu persatu perusahaan otobus di Aceh meremajakan armadanya secara menyeluruh dengan mendatangkan arma da terbaru dan merekondisi armada yang telah lama beroperasi. PMTOH sebagai salah satu perusahaan otobus tertua di Aceh selaku penyedia jasa transportasi di sektor angkutan massal juga tidak ingin tertinggal akan perkembangan moda transportasi darat saat ini. Setelah meramaikan lintasan Banda Aceh Medan dengan mesin-mesin berbalutkan bodi Jetbus, PMTOH kini turut bersaing dengan mendatangkan armada berbalutkan Jetbus HD 2, 28 seat, full AC, Wifi dan Toilet. Seri Jetbus HD 2 merupakan keluaran terbaru dari genre sebelumnya yaitu Jetbus HD.

Bus Malam Banda Aceh Medan

Maaf sebelumnya bukan bermaksud membanding-bandingkan hanya sekedar bentuk apresiasi saya terhadap perkembangan bus di Aceh :D Mungkin sejak beberapa puluh tahun silam kita hanya mengenal bahwa armada bus yang sampai ke Banda Aceh sebagai terminal bus paling barat Indonesia hanyalah bus kelas ekonomi, tanpa AC, tanpa toilet, tanpa selimut. Tetapi itu mungkin dulu, masa masa jaman tak enak. Meski biar bagaimanapun sejarah adalah cerita yang tak boleh dilupa. masa lalu Hingga masa pahit itu beranjak dari Tanah Rencong, Aceh Lon Sayang. Seiring dengan berjalannya waktu, gejolak pertumbuhan ekonomi di Aceh kembali menggeliat. Hal ini turut memacu moda transportasi sebagai modal awal penggerak ekonomi. Perlahan tapi pasti beberapa perusahaan bus di Aceh mulai memainkan peranan teknologi untuk meningkatkan daya saing.

Makassar Lagi

Kembali lagi ke Makassar, kali ini tak banyak cerita yang akan diceritakan. Mungkin hanya beberapa gambar saja yang bisa dibawa pulang :D Meski tak banyak, ada beberapa kesan yang tergores dalam perjalanan kali ini. Menikmati sunset dari dalam kabin air bus nya Garuda mengawali cerita ini. Meski sampai Makassar malam tak menyurutkan hati untuk memulai membuat lidah ini bergoyang. Kuliner Makassar memang tiada dua nya di dunia. Seporsi besar Mie Titi mengawali pertemuan kali ini. Keesokan hari hujan seharian mengguyur Makassar. Sore baru bisa keluar menikmati Kota Daeng. Manalagi selain Losari. Sebelumnya menikmati SCANIA khas Ujungpandang. Dengan balutan Scorking membuat bus-bus di Makassar ini semakin gagah. Rutenya Toraja bahkan sampai ke utara lagi. Mungkin nanti lain waktu kita akan mencobanya. Sebelum gelap datang ada baiknya menikmat Roterdam. Sebuah lahan peninggalan masa perang dulu. Hingga kini masih terawat. Sayang waktu tak banyak, jadi hanya sekedar melihat-lihat saja. Ses