Skip to main content

Panduan Berwisata ke Pontianak Kalimantan Barat

 


Pontianak adalah ibukota dari Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini terkenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa karena dilalui oleh garis khatulistiwa. Selain itu, Pontianak juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik dan cocok untuk dikunjungi. Berikut adalah beberapa tempat wisata di Pontianak yang bisa menjadi pilihan Anda:

1. Tugu Khatulistiwa: Tugu Khatulistiwa adalah salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Pontianak. Tugu ini dibangun tepat berada di garis yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Pokoknya belum lengkap rasanya perjalanan wisata Anda ke kota Pontianak jika belum berfoto di depan tugu dan menikmati indahnya arsitektur bangunan. Ada banyak pelajaran yang bisa didapat dengan berkunjung ke tempat ini, seperti seluruh informasi mengenai garis khatulistiwa. Uniknya lagi pada tanggal 21 sampai 23 Maret atau 21 sampai 23 September, Anda akan melihat fenomena unik dan langka, dimana matahari berada tepat di atas garis sehingga semua benda tidak akan memiliki bayangan.

2. Pantai Kijing: Pantai Kijing adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Sungai Kunyit, Pontianak, Kalimantan Barat. Disebut sebagai pantai Kijing karena dibagian tepi pantai terdapat sejenis kerang berbentuk kecil dan memajang. Pantai ini sendiri mulanya dibuat sebagai hutan mangrove yang di dalamnya hidup berbagai jenis tanaman bakau dan biota laut, mulai dari kerang bakau, kepiting bakau, udang bakau, dan masih banyak lagi. Kini penampakan pantai sungguh menawan dengan hamparan pasir putih yang menawan dikombinasikan dengan birunya laut. Terutama ketika menjelang sore, langit jingga keemasan membuat kita betah berlama-lama di tempat ini.

3. Taman Alun-Alun Kapuas: Taman Alun-Alun Kapuas adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Jalan Rahadi Usman, Tengah, Pontianak Kota, Tengah, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Taman ini memiliki luas sekitar 4 hektar dan merupakan taman terbesar di Pontianak. Taman ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti panggung terbuka, jogging track, dan juga area bermain anak. Di sini, Anda bisa menikmati keindahan alam dan juga melakukan berbagai aktivitas seperti berolahraga, bermain, dan bersantai.

4. Masjid Raya Mujahidin: Masjid Raya Mujahidin adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Jalan Teuku Umar, Pontianak Kota, Pontianak, Kalimantan Barat. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Pontianak dan memiliki arsitektur yang sangat indah. Masjid ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang kelas, perpustakaan, dan juga area parkir. Di sini, Anda bisa menikmati keindahan arsitektur masjid dan juga melakukan berbagai aktivitas seperti beribadah dan berwisata religi.

5. Museum Kalimantan Barat: Museum Kalimantan Barat adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Pontianak Kota, Pontianak, Kalimantan Barat. Museum ini merupakan museum terbesar di Kalimantan Barat dan memiliki koleksi yang sangat lengkap. Di sini, Anda bisa menikmati keindahan arsitektur museum dan juga melakukan berbagai aktivitas seperti belajar sejarah dan berwisata budaya.

6. Pulau Padang: Pulau Padang adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Sungai Raya, Pontianak, Kalimantan Barat. Pulau ini terkenal dengan keindahan alamnya yang masih sangat asri dan belum banyak terjamah oleh manusia. Di pulau ini, Anda bisa menikmati keindahan pantai dan juga melakukan berbagai aktivitas seperti snorkeling dan diving.

Wisata Kuliner di Pontianak


Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, memiliki banyak kuliner khas yang unik dan lezat. Kombinasi budaya lokal dan Tionghoa telah menciptakan hidangan yang beragam dan memikat. Berikut adalah beberapa kuliner khas Pontianak yang patut dicoba:

1. Pengkang: Kue yang terbuat dari beras ketan dan biasanya diisi dengan daging ebi. Pengkang dibungkus dengan daun pisang dan dibentuk menjadi segitiga, kemudian dikukus dan dibakar sampai tercium bau harum. Pengkang memiliki cita rasa yang khas dan unik.

2. Sotong Pangkong: Terbuat dari sotong, sotong pangkong dipanggang sebentar agar empuk, kemudian dipipihkan dengan menggunakan palu. Pipihan daging sotong ini kemudian disuwir-suwir dan siap untuk dimakan. Sotong pangkong biasanya disajikan bersama dengan sambal kacang.

3. Bubur Pedas: Bubur yang disajikan dengan bahan pelengkap lainnya. Yang membedakan bubur ini dengan bubur pada umumnya adalah topping dan bumbunya. Bumbu pedas diberi topping sayuran seperti daun kesum, daun pakis, dan yang lainnya. Biasanya bubur ini juga disajikan bersama dengan teri kacang pedas.

4. Choi Pan: Kue yang berbentuk seperti pangsit, namun isiannya lebih bervariasi. Bagian luar dari choi pan ini terbuat dari tepung beras dan maizena sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal. Biasanya isiannya adalah kucai, rebung, bengkuang, kacang, dan talas. Ada 2 jenis choi pan yang bisa kamu coba, yaitu kukus dan goreng.

5. Kue Apam Balik: Kue yang terbuat dari tepung terigu, telur, gula, dan santan. Kue ini biasanya diisi dengan kacang hijau, gula merah, dan kelapa parut. Kue apam balik memiliki rasa yang manis dan gurih.

6. Mie Tiaw Pontianak: Mie yang terbuat dari tepung beras dan biasanya disajikan dengan kuah kaldu sapi. Mie tiaw Pontianak biasanya dihidangkan dengan irisan daging sapi, udang, dan telur.

7. Kue Kemplang: Kue yang terbuat dari ikan tenggiri yang dihaluskan dan dicampur dengan tepung sagu. Kue kemplang biasanya disajikan dengan sambal.

8. Es Kacang Merah: Minuman yang terbuat dari kacang merah, es serut, susu kental manis, dan sirup. Es kacang merah sangat cocok untuk dinikmati di siang hari yang panas.

9. Sate Kelapa: Sate yang terbuat dari daging sapi atau ayam yang dipanggang dan disajikan dengan bumbu kacang dan kelapa parut.

10. Kue Lapis: Kue yang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula. Kue lapis biasanya dihidangkan dalam bentuk kotak-kotak kecil dan memiliki rasa yang manis.

Itulah beberapa kuliner khas Pontianak yang patut dicoba. Selamat menikmati! 🍴




Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen