Skip to main content

Pesiar di Kantor Pusat Sempati Star



Gerimis mulai turun di kota Medan malam itu tepat Sabtu, 16 Nopember 2013. Malam ini bertemu dengan kawan-kawan dari BMC Padang, BisMania Riau, Medan Bisser, bersama Aceh Bus Lovers. Menyusuri aspal yang dibasahi hujan  melintasi garasi bus-bus Aceh di Medan.  Tepat di depan Kantor Pusat Sempati Star roda empat yang dipacu berhenti. Pool Sempati Star ini tepat berada di JL,ASRAMA (PONDOK KELAPA) NO.19 -20, TELP : 061 -8440715.
Sepintas kemegahan terlihat dari Bus Sempati Star yang akan berangkat di seberang pool. Warna kuning merah sangat kontras menembus malam. Sebenarnya sudah lama melihat bus ini di terminal Batoh Banda Aceh, beberapa kali juga berada di dalamnya. Turut serta dalam Road Test Perdana Sempati Star atau sekedar bepergian saja. 


Tampak terang benderang cahaya lampu di halaman parkir pemberangkatan bus menuju Banda Aceh dan Takengon. Semakin gemerlap terlihat bus berwarna hitam kuning ini. Sekedar mengenang saja, Sempati Star perdana berwarna kuning merah, keluaran terbaru adalah hitam kuning. Semoga saja akan ada perpaduan warna lainnya. Lahan parkir bus yang tersedia sangat bersih. Jauh dari kesan kumuh tempat parkir sebuah bus. Beberapa kaleng diletakkan di bawah bus. Asumsi saya adalah agar air yang menetes dari AC bus tidak membasahi lantai. Bila lantai basah, akan mudah becek nantinya. Sepintas ini adalah hal yang sepele tetapi menjadi perhatian dari manajemen Sempati Star. Beberapa crew terlihat dengan kesibukan aktifitasnya. Ada yang sedang menghitung ulang pengguna jasa layanan, ada yang mencatat nomor bagasi, serta membantu memasukan barang bawaan pengguna jasa layanan Sempati Star ke bagasi. Ada juga crew yang bertugas menjaga kebersihan dengan santai menyapu sampah yang dibuang oleh pengunjung.




Sesi foto-foto tentunya menjadi sebuah hobi yang tak terpisahkan dari kawan-kawan komunitas pecinta bus. Dalam beberapa hitungan detik, Bus Sempati Star yang terparkir menjadi objek foto yang cukup menarik. Tidak jarang yang berfoto dengan berlatar belakang bus tersebut. Sesekali beberapa crew turut serta diajak berfoto bersama. Terlihat di ujung sana Bang Fikar, driver yang membawa kami dahulu Road Test di Banda Aceh. Oh iya, Bang Fikar juga yang membawa pulang saya dari Kampung Lalang pasca kembali dari Bangkok April lalu. Tak ingin ketinggalan, saya ajak juga Bang Fikar untuk berfoto bersama. Keakraban yang terjalin selama ini membuat suasa semakin hangat. Bahkan beliau turun dari bangku kemudi dan berfoto beberapa kali di depan bus mewah tersebut. Rasanya ini pertanyaan yang selalu muncul bila bertemu, “kapan ke Bandung lagi? Kalau bikin kaos, buatkan saya juga ya”. Siap Bang Fikar, nanti bila kita produksi yang Sempati Star mudah-mudahan akan sampai ke garasi.

Bersama Bang Fikar




Ketika masuk ke dalam areal parkir, akan terlihat kantin (food court) di ujung depan. Pengguna jasa layanan Sempati Star yang akan turut serta dalam perjalanan dapat sekedar menikmati kopi, mie Aceh, serta makanan berat lainnya. Ada kesan bahwa ini adalah toko-toko yang disekat. Ruang masak berada di belakang, beberapa kursi dan meja tertata rapi di depannya. Kombinasi yang tepat. Akan tetapi kenapa disekat? Bila ini bukanlah kebetulan, asumsi sederhana saya adalah pihak manajemen ingin memisahkan pengunjung yang ingin duduk santai tanpa merasakan hiruk pikuk ruang masak. Menjadi suatu perhatian penting adalah ruang tersebut juga berisikan beberapa kursi dan meja makan. Ada beberapa tempat untuk mengisi baterai ponsel. Sembari menunggu pemberangkatan, pengguna jasa layanan juga dapat menikmati fasilitas WIFI di ruangan ini. Tidak perlu takut ditinggal oleh bus yang akan kita naiki. Layaknya akan naik ke pesawat, akan ada informasi pemberangkatan bus dari pengeras suara yang terpancar dari sudut-sudut pool Sempati Star.



Tepat di sebelah ruang makan tersebut tadi, terdapat toilet umum. Sengaja tampaknya dibuat menjorok ke dalam agar aroma yang tak enak tak sampai ke luar. Sekali ini saya salah, toilet yang tersedia cukup bersih dan tidak mengeluarkan aroma tak sedap. Dinding kamar mandi berisikan keramik berwarna kuning merah, identik sekali dengan warna Sempati Star. Kembali melintasi beberapa bus yang terparkir pandangan mata tertuju kepada sebuah minimarket di ujung depan tempat kita masuk tadi. Tatanan barang dijual sangat simple. Nyaris seperti minimarket hanya saja ini lebih kecil. Tepat di sebelah minimarket tersebut adalah loket penjualan tiket serta ruang tunggu. Saya tak mencoba masuk ke dalamnya. Bintang yang terpancar di badan bus Sempati Star semoga tetap menjaga pelayanannya agar tetap bersinar menjadi bintang di lintasannya. Sampai bertemu di pangkalan bus lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen