Skip to main content

Kencan Dengan Bis Mania

Matahari pagi itu baru saja menampakkan diri di Kota Banda Aceh. Perlahan tapi pasti scooter Bung Dody membelah jalanan kota menuju terminal bus Batoh. Entah benar namanya atau tidak, tapi lazimnya demikian kebanyakan orang menyebut nama terminal ini. Lama juga tak menjenguk terminal bus antar kota antar propinsi ini. Bus-bus malam dari Medan tampaknya sudah banyak yang memasuki terminal. Sebenarnya pagi hari bukanlah waktu yang tepat untuk kencan dengan bus di terminal Batoh. Karena tidak jarang, bus yang masuk belum mandi jadi kesannya kurang cantik. Meski tak jarang ada beberapa kawan lainnya yang memang sengaja mengabadikan kulit bus yang masih kotor. Pagi ini gosipnya ada beberapa tamu dari Bis Mania Jakarta, Pekanbaru, Medan yang sengaja touring ke Banda Aceh. Tepatlah kiranya, karena beberapa kawan yang sudah saya kenal berada di tengah tengah terminal sembari berbincang dengan tamu-tamu tersebut. Sembari berkenalan, basa basi sedikit juga tak lupa diselingi dengan mengambil gambar bus-bus yang terparkir rapih di sudut sudut terminal.




Ada Om Panca disudut kiri. Ada Om Asrul tapi entah kenapa dipanggil Koh Asrul. Pak Jeff juga dari Pekanbaru. Nama nya unik Ioio mirip sekali dengan Yoyo Padi :). Ada Om Hendrie, turut serta Bang Budi yang kemarin turut serta bersama sama mengajak kami road test Sempati Star. Sedangkan abang yang satu lagi lupa namanya. Maklum pelupa, jadi cepat sekali lupa. Sembari bicara sini bicara situ, dimulailah perbincangan dengan awalan segelas kopi di belakang terminal. Pagi ini tak terlalu banyak waktu bertahan. Atas nama kesibukan masing-masing, segelas kopi mengering dan kami harus bergerak. Perbincangan pagi itu tak banyak memakan waktu.


Hari berlanjut, sore kembali, saya dan Wak Dody kembali mengarungi jalanan Banda Aceh dan kembali ke terminal. Ternyata Paman-Paman (kawan-red) tadi sudah stand by di terminal Batoh. Sesekali terlihat kamera saku mengarah kepada beberapa bus yang terparkir disana. Hampir semua Perusahaan Bus Aceh sudah berbaris manis di lokasi. Memang kebanyakan Top Aceh Bus jalan dimalam hari. Karena tak terlalu paham betul masalah bus, jadi enggan rasanya menjadi sok tahu perihal bus bus yang ada di sore ini. Jadilah ikut foto sana ikut foto sini ya kan.





Setelah foto keluarga, eh foto bersama, perbincangan dilanjutkan ke Kede Kupi Cek Yuke tepat di depan terminal Batoh. Kede Kupi ini juga yang kerap menjadi lapak perbincangan dari kawan kawan Aceh Bus Lovers. Setelah meja disatukan, kursi disejajarkan, hal yang rutin selanjutnya adalah memesan makanan juga minuman. Setelah makan makan sembari minum minum perbincangan dilanjutkan. Banyak informasi yang didapatkan dari kawan kawan yang belum lagi 24jam berada di Banda Aceh. Tukar informasi terjadi begitu saja seiring habisnya segelas kopi di pandangan mata. Informasi tentang kondisi bus bus di Jawa Sumatera, bengkel, sesekali pembahasan mengarah ke kondisi manajemen perusahaan-perusahaan bus besar. Rute-rute dan ongkos bus tentunya menjadi perbincangan yang menarik malam tersebut. Jadi tidaklah baik jika saya ceritakan semuanya disini, supaya kelak menjadi kenangan kami pernah berada disana.
 Semacam jatuh hati padanya, 7449 PMTOH



Jam keberangkatan telah tiba, saatnya perpisahan dilaksanakan. Tenang saja perpisahan itu tidak menyakitkan. Yang menyedihkan adalah habis ini kita lupa. Tenang saja perpisahan tidak menyakitkan. Yang menyakitkan adalah bila habis ini saling benci. Ah ini kan lirik lagunya The Panas Dalam - Tenang Saja.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen