Skip to main content

Solo Trip ke Sabang

Ini ada sedikit cerita ane setelah kemarin main ke Sabang gan, Kota
kecil di ujung barat Indonesia tepatnya di Pulau Weh. Maaf ya gan kalau
ane kurang lancar bercerita dan kurang menarik ceritanya, maklum masih
nubie dalam hal traveling.




Setelah baca sini baca situ dan bertanya tanya tentang segala sesuatu,
maka pada Jumat 29 Juli 2011 ane putuskan berangkat ke Sabang.



Ini adalah info yang saya dapat dari kawan.

Dari Pelabuhan Ulee Lheu - Banda Aceh menuju pelabuhan Balohan - Sabang ada 2 alternatif :

1. Kapal Cepat (passenger only)

Jadwal regular :

Ulee Lheu - Balohan

Kapal Rondo : Senin - Minggu jam 09:30

Kapal Bahari : Sabtu - Kamis jam 16:00 ; Jum'at jam 16:30

Balohan - Ulee Lheu

Kapal Bahari : Senin - Minggu jam 08:00

Kapal Rondo : Senin - Minggu jam 16:00



Contact number untuk Kapal Bahari : 0812 6967 0643 or 0852 6058 0996

Contact number untuk Kapal Rondo : 0651 7409194



Harga tiket :

Bahari : ekonomi : Rp 55.000, eksekutif Rp 65.000, VIP Rp 85.000

Rondo : ekonomi : Rp 60.000, eksekutif Rp 75.000, VIP Rp 85.000





2. Kapal Lambat alias Kapal roro (passenger & vehicle)

Jadwal regular :

Ulee Lheu - Balohan :

Hari : Rabu, Sabtu & Minggu jam 10:30 & 15:30

Senin, Selasa, Kamis, Jum'at jam 14:00

Balohan - Ulee Lheu

Hari : Rabu, Sabtu & Minggu jam 07:45 & 13:30

Senin, Selasa, Kamis, Jum'at jam 07:45

Khusus untuk roda empat harus cepat (paling telat selepas subuh) ke
pelabuhan sebab tempat terbatas (berlaku sisten antrian) apalagi klo
high season.



Harga tiket :

Passenger :

Ekonomi anak-anak : Rp 11.575

Ekonomi dewasa: Rp 18.500

Bisnis dewasa : : Rp 27.500

Binis anak-anak : Rp 20.500

Eksekutif dewasa : Rp 36.500

Eksekutif anak-anak :Rp 26.500





Kendaraan :

Sepeda : Rp 8.500

Sepeda Motor : Rp 21.000

Sepeda Motor Roda Tiga : Rp 73.000

Mobil : Rp 155.000



Tempat yang menarik :

1. Tugu KM 0 - Indonesia

sebagai ujung paling barat Indonesia, disediakan sertifikat telah mengunjungi KM 0 - dikenakan biaya administrasi



2. Pantai Iboih/Pulau Rubiah & Pantai Gapang

satu jalur ke KM 0, Iboih/Rubiah cocok buat pecinta snorkeling/diving



3. Sate Gurita

cocok untuk wisata kuliner.. Enak lho.



4. masih banyak lagi.



Akomodasi :

tergantung berapa budgetnya.. Dan pengennya dengan view gmana ? Ada
kesan hotel, ada yg cottage, ada guest house, ada yg di pusat kota ada
yg view nya ke pantai.



Bagi teman-teman yang tidak membawa kendaraan, ada beberapa alternatif angkutan umum :

1. taxi umum

taxi ini bukan private taxi maksudnya dalam 1 taxi bisa jadi akan ada penumpang lainnya sesuai kapasitas taxi tsb. Jenis taxi nya : ada kijang lgx, kijang jantan, sedan

rate nya :

seputaran kota Rp 20.000/orang

seputaran Sumur Tiga/Ujung Karang Rp 30.000/orang

seputaran Gapang/Iboih Rp 50.000-75.000/orang



2. minibus

seputaran kota Rp 20.000/orang

seputaran Gapang/Iboih Rp 40.000 - 50.000/orang



3. becak mesin

nah untuk becak mesin berkapaitas 2-4 orang tergantung jumlah luggage nya

seputaran kota Rp 20.000/trip

seputaran Gapang/Iboih Rp 40.000 - 50.000/trip



4. ojek

ane kurang tau nih rate nya...



NB : khusus trip ke Gapang/Iboih coba ajah nego ongkosnya, biasanya bisa kok nego yang penting bargain dlu...



5. sewa mobil

rate nya : 300.000-500.000/hari included fuel tergantung jenis mobil, rute dan jumlah penumpang.





 Nah ane liat kan sudah jam 2 siang, mau tidak mau harus naik kapal cepat.

Kebetulan ada kawan yang mau antar ke Pelabuhan Ulhee Lee. Jadi masih
gratis gan. Untuk mencapai pelabuhan kita bisa naik Labi-Labi (sejenis
angkutan kota) dari Pasar Aceh ke Ulhee Lee ongkos 4-6K (tergantung agan
nawar aja). Nah kalau dari Bandara, agan bisa naik taksi gelap dengan
tarif 90K. Agan bisa hubungi Bang Putra di 085260169135 (bukan promosi
gan). Kendaraan pribadi yang dipakai gan, jadi kalau agan ada 5 orang,
bisa lebih murah itungannya.



Nah sampai di Pelabuhan sudah ramai penumpang gan, karena 2 hari
menjelang puasa jadi ramai yang pulang kampung. Ketika sampai di loket
ternyata kapal ferry (lambat) masih dijual tiketnya. Berarti ada
keberangkatan. Ternyata hari itu ada 2 kali keberangkatan dalam rangka
Meugang (tradisi sambut Ramadhan di Aceh).



 Kapal Cepat
 Kapal Ferry (Lambat)

Nah ane beli tiket bisnis gan, biar bisa istirahat. 27,5K. Ternyata itu
satu ruangan dengan yang eksekutif. Hanya saja eksekutif di tengah dan
bisnis di sisi kiri dan kanan. Kelebihan eksekutif, ada 2 tv di muka,
(ekonomi juga) kursi bisa diturunkan (kaya kursi bus). Dalam perjalanan
ane bosen karena tidak ada yang menarik, karena semua tertutup jendela.

jadi ane putuskan keluar dan pindah ke ruang ekonomi. Jangan coba coba beli pop mie gan harganya 8K
. Lama perjalanan itu 1,5jam, berbeda dengan kapal cepat hanya 45menit.
Jadi bisa nikmati pemandangan kalau di kelas ekonomi gan. Nah di kapal
ane basa basi sama penumpang gan (trik lama sih). Kebeneran lagi hoki
gan, ane dapet tumpangan sampai ke Kota (gratis). Ane cerita kalo ini
perjalanan pertama dan solo trip. Ane sih ditawarin nginep di tempat
beliau, tapi ane segan, jadi ane putuskan untuk ke penginapan saja. Di
Kota ada beberapa penginapan yang rate nya terjangkau kok.


DAFTAR HARGA PENGINAPAN



1. SABANG GUEST HOUSE



ROOM PRICE

Standard Single Rp. 150.000

Standard Twin Rp. 250.000

Deluxe Rp. 250.000

Extra Bed Rp. 50.000

Termasuk Sarapan Pagi.



Jl. Teuku umar no.23-25 Sabang. Phone/fax: 0652-21186

Bang Popon : 08126906520



2. CASA NEMO



ROOM WEEKDAY WEEKEND

Standard Rp. 220.000 Rp. 260.000

VIP Rp. 240.000 Rp. 280.000

Extra bed Rp. 60.000 Rp. 60.000



3. NAGOYA INN

Jalan Cut Mutia no 34 Kota Atas Sabang, (0652)22311

ROOM PRICE

Standard B Rp. 225.000

Standard A Rp. 275.000

Deluxe Rp. 300.000







4. HOTEL HOLIDAY

Jln. Perdagangan Belakang, Kota Bawah Barat Sabang, Phone 0652-21131

ROOM PRICE

Single Room (1 bed) Rp. 50.000

Economy C (2 Bed) Rp. 80.000

Economy B (2 Bed) Rp. 125.000

Economy A (3 Bed) Rp. 160.000

Standard B (2 Bed) Rp. 200.000

Standard A (3 Bed) Rp. 275.000

Moderate (2 Bed) Rp. 425.000



5. PUM LOSMEN

Jln. Teuku Umar Sabang, Phone 081269896654

Jenis PRICE

2 Bed Rp. 60.000

3 Bed Rp. 75.000

VIP Rp. 140.000









6. HOTEL PULAU JAYA


Jln. Teuku Umar No 17-19, Kota Bawah Barat, Sabang Phone 0652-22168



ROOM FACILITY PRICE

1 Bed Fan Rp. 35.000

2 Bed Fan Rp. 60.000

3 Bed Fan Rp. 82.500

2 Bed (Inside Bathroom) Fan Rp. 110.000

2 Bed (Inside bathroom) AC Rp. 170.000



7. HOTEL PUTRA SALJU

Jln. Teuku Umar No. 16 Sabang. Phone/Fax 0652-22747



ROOM FACILITY PRICE

Standard AC Rp. 110.000

Deluxe (1 Bed) TV, AC, Bathroom Rp. 165.000

VIP (2 Bed) TV, AC, Bathroom, CD Player Rp. 220.500

Suite Room (2 bed) TV, AC, Bathroom, cool box Rp. 330.000

President Suite (2 Bed) TV, AC, bathroom, refrigerator Rp. 440.000



8. SANTAI SUMUR TIGA (Freddy)



ROOM WEEKDAYS WEEKEND

Standard Room Rp. 185.000 Rp. 210.000

Family Room Rp. 225.000 Rp. 275.000

Bungalow Rp. 225.000 Rp. 275.000



9. PERDANA BEACH



ROOM WEEKDAYS

AC 1 bed besar +tv +inside bath Rp. 200.000

Ruangan meeting (30 orang) Rp. 1.000.000/hari

Extra bed Rp. 50.000

Karaoke (malam jumat Tutup)

Tasmaldi : 0852 6207 1939



10. LOSMEN RIZKY (WISMA TELKOM)



ROOM FACILITY PRICE

Standar 2 bed Fan, outside bath Rp. 55.000

Standar 3 bed Fan, outside bath Rp. 60.000

VIP AC,TV,spring bed, inside bath Rp. 82.500



Jl. A. Yani no.20 Sabang, Telp: 0652-21575





11. MONLE COTTAGES




ROOM FACILITY PRICE

1 bed besar Ac, kamar mandi dalam, Rp. 200.000





Dek Boy : Telp: 0852 7741 4321



PENGINAPAN DI GAPANG:

1. Lumba-Lumba Cottage, Pantai Gapang, Sabang

Phone/Fax : 0652-331133

2. Leguna Resort

Pantai Gapang, Sabang Phone : +62 081377066662

3. Gapang Resort

Pantai Gapang, Sabang Phone : +62081360272270 (250K AC, TOILET)

4. Ramadila Bungalow

Pantai Gapang, Sabang



PENGINAPAN DI SUMUR TIGA

1. Santai Sumur Tiga Resort

Jln. Ujung Kareung, Sabang Phone : +62081360255001

2. Casa Nemo

Jln. K.H. Agus Salim Ie Meulee Sabang Phone : +62 08126922598

3. Monle Cottage

Jln. Sumur Tiga, Sabang

4. Hotel Perdana Beach Sumur Tiga

Jln. Ujung Kareung, Sabang

5. Tuna Paradise Resort

Jln. Ujung Kareung Anoi Itam Sabang Phone : 06527010355



PENGINAPAN DI IBOIH

Fina Bungalow

Iboih, Sabang Phone : +62 085262111366 (150K tanpa AC)



Arina Bungalow

Iboih Sabang



Fatimah Bongalow

Iboih Sabang



Mamamia Bungalow

Iboih Sabang



PENGINAPAN DI ANOI ITAM



Hotel RASA SENI

Jln. Anoi Itam, Sabang



Sampai juga di Pelabuhan Balohan
sebenernya air lautnya jernih gan, cuma karena kamera henpon ane kurang
bagus ya maap kalo g ada potonya. Baru keluar dari pelabuhan kita sudah
disuguhi pemandangan indah dan jalanan berbukit gan. Tapi tenang saja,
jalanan di Sabang sudah beraspal dan bagus kok. Di tengah jalan ada
trotoar berhiaskan bunga yang indah, sayang saya tak tahu apa nama
bunganya. 
Tak sampai 20 menit sudah sampailah kami di Kota, dan langsung menuju
PUM LOSMEN. Sebenarnya ada yang lebih murah, cuma setelah lihat di peta,
rasanya PUM lebih dekat ke pasar, dermaga internasional, dan pusat
jajanan Sabang.  
Peta panduan

Ternyata harganya sudah naik 10K dari yang catatan saya 50K (untuk yang
di atas sudah saya revisi gan). Fasilitas cuma kipas angin dan 2 bed.
Toilet di luar ada 3 besar besar. Hal lain kenapa saya sengaja memilih
stay di kota terlebih dahulu adalah mengingat waktu yang sempit, jadi
saya fokus cari merchandise dulu. Karena kalau di Gapang atau Iboih
tetap ada tapi mahal. Dan saya bingung nanti kalau disana sendiri mau
ngapain.



Wisma PUM ini ada di lantai 2 gan, lantai 1 nya adalah kedai mie dan
martabak. Jadi kalau agan kesana jangan bingung. Setelah ane check in
dan mandi, duduk santai dari lantai 2 melihat hiruk pikuk Sabang Senja.
Kalau di Sabang gan, jam 4-6 sore seperti kota mati, semua toko tutup.
Mereka buka kembali setelah magrib menjelang. Unik ya. 
oh ya, emang pertokoan di Sabang tutup di siang hari, ini "warisan zaman
freeport tahun 70'an-80'an", waktu itu kalo' siang dipergunakan untuk
bobok siang/istirahat sebab malamnya pada lembur nge-packing barang
yang bakalan dibawa ke daratan. (kawan di Kaskus)
 Karena perut tak bisa kompromi, akhirnya makan perdana di Pulau Weh. Di
seberang PUM ada nasi goreng Aceh, sebenarnya biasa saja gan. Tapi
karena berada di pelataran gedung Kesenian Sabang jadi kesannya gimana
gitu. nasi goreng dengan ayam crispy 10K gan. relatifkan?






Gedung Kesenian

PUM LOSMEN

setelah makan saya kembali ke kamar ambil tas Baduy, headset dan mulai
berjalan ke sepanjang pertokoan di Kota Sabang. Kalau disana mereka
mungkin tidak heran dengan turis, tapi entah kenapa banyak yang melihat
ke arah saya, unik kali ya gan tas Baduy bergantungan gantungan kunci
yang entah sudah berapa jenisnya .



Setelah berjalan sampai ujung, maka saya menyebrang jalan dan berbalik
arah. Berjalan melalui tepian toko sebelah kiri. Ternyata di Sabang
jenis toko itu berjajar. Jadi seperti toko merchandise berjajar dekat
dekat.



Untuk nama nama tokonya nanti saya update gan, karena plastik bungkusnya
ada di kamar. Di salah satu toko ini juga tersedia piagam Nol Kilometer
Indonesia seharga 20K sudah dilaminating dan bertorehkan nama kita dan
tanggal kunjungan. Saya pesan sekarang, besok baru ambil, padahal bisa
saja jadi 1 jam. Tapi rasanya g puas pegang tanpa datang.

Sertifikat 0KM

disini semua harga merchandise bisa ditawar gan, gimana lobi kita saja.

Tapi kalau cuma mau beli yang murah, nanti agan bisa beli di toko yang
sediakan sertifikat. Harga kalung 10-20K. Gelang 5-20K. Kaos 45-75K.
Akar Bahar 60K (mahal di Samarinda cuma 10K). Gantungan kunci 10K. Kartu
Pos 5K. Stiker 2,5K.

setelah letih maka kasur adalah tujuan utama. Eh di Sabang Kota, toko
toko buka dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam gan. Sebelum tidur ane
minum milo dingin segelas 4K gan di kedai mie.


Sabtu 30 Juli 2011.



Setelah bangun pagi, ane jalan jalan pagi ke arah dermaga gan. Disana
ternyata ada pasar khusus menyambut meugang. Seperti hanggar pesawat
yang dijadikan pasar dadakan. puluhan pedagang menjual daging dan bumbu
dapur serta pernak pernik pasar tradisional lainnya.



Sarapan nasi gurih 6K dan Teh manis hangat 3K.

Mandi dan jalan lagi ke Dermaga Internasional.
Pelabuhan Internasional

POLAIR

Mancing
 Mancing

Di dermaga ternyata ada yang mancing, mungkin untuk buang suntuk
nampaknya. Dan pemancing disini hanya menggunakan senar dan umpan palsu
dari karet yang menyerupai udang. Ternyata dari dermaga bisa tembus ke
bangunan yang dijadikan pasar dadakan oleh masyarakat gan.  

Baru setelah keliling di dalam, ane keluar. Nah uniknya lagi disini,
Scooter dijadikan sebagai beca mesin. Dan kendaraan tua dijadikan
sebagai transportasi umum. Padahal disini banyak sekali mobil mewah
produk luar negri, sayang tidak bisa dibawa keluar Sabang. Ciri mobil
luar ada diberi huruf X minimal satu buah di plat nomornya. Seperti
misal BL 1111 XY.

Beca Vespa
Kemudian saya jalan lagi di sepanjang pesisir pantai. Dan mengarah ke gedung Navigasi.
Nah setelah ane ngobrol ngobrol sama petugas disana gan, ternyata
dermaga ini sebagai pusat kapal kapal yang berbasis di Aceh. Kapal
teknisi di atas merupakan kapal yang berkeliling provinsi Aceh dalam
rangka memperbaiki lampu lampu mercusuar yang rusak di perairan Aceh.

Jadi ada beberapa dermaga ternyata di Pulau Weh ini.



rasanya sudah siang dan saya ingin mendapat kepastian dari kawan kemarin
yang berniat mengantarkan saya ke 0KM. Sewaktu saya kembali ke PUM.
saya kaget melihat keramaian di jalan, ada apa ini gerangan?

Ternyata ada pawai rangkaian dari Aceh International Folklore Festival 2011.

Ane beruntung ya gan , dapet tontonan unik, langka dan secara kebetulan.










Kalau mau lihat videonya bisa di  Sabang Aceh Folklore 2011 

Disini ane berasa kalau backpacker itu dihargai gan. Ane bebas gerak
kesana kesini, g seperti warga yang dihalau oleh pihak kepolisian agar
tidak mendekat. Jujur dalam hati, ane merasa beruntung hari itu.



Setelah letih, akhirnya ane balik ke kedai kopi PUM dan minum es teh susu 6K.



Akhirnya si kawan datang. Eh di Sabang itu rata rata jalan 1 arah gan,
jadi memang kalau kita disana sering mutar mutar kota walaupun kecil.
Sebelumnya saya diajak ke depan kantor walikota Sabang untuk menikmati
pemandangan.

Taman Kota

Setelah isi BBM 16K, akhirnya kami meluncur ke Tugu 0KM Indonesia.
Jalanan bagus, sayang g bisa foto, ane disuruh mengemudi motor gan.
Jalanan relatif bagus, mulus, walaupun menanjak dan menurun. Tapi
menurut ane ini sudah sangat bagus, ketimbang jalanan di Kota Besar yang
masih saja ada yang berlubang.

Pemandangannya eksotis gan, kita dapat melihat laut bebas dari jalanan di atas bukit.








Di atas Tugu ini ada lambang Garuda dan di cengkeramannya ada lambang 0
pertanda 0 kilometer. Nah disini banyak sekali kera liar, suka
mengganggu pengunjung jadi diharap waspada. Saya saja sampai siapkan
botol air mineral, barangkali mereka mendekat, ya siap sikat
Anehnya, disini kera kera tersebut suka menakut nakuti pengunjung. Itu
kenapa disini tak pernah lama. Padahal view nya keren loh. Kalau agan
beruntung, disini bisa bertemu dengan babi hutan yang jinak. Sayang kami
tak bertemu dengan babi hutan tersebut.
 Hampir 15 menit di tugu, akhirnya kami meluncur ke Iboih.
Mampir sejenak ke rumah kawannya. Sayang tak ada orang





Karena g ada orang akhirnya kami meluncur ke Gapang. Disini mulai
terlihat satu persatu turis mancanegara. Cuma ane g ambil fotonya gan,
maap ya .

Di Gapang kita bisa snorkling dengan sewa alat 50K gan (tapi kudu pinter
nawar). Cuaca saat itu teduh jadi enak gan buat snorkling. Sebenernya
ane mau ke Pulau Rubiah gan, tapi si kawan jam 4 sore harus nyekar, ya
alhasil bermain di seputaran pantai saja. Nanti suatu waktu aku pasti
kesana.







maap ane g punya kamera dalem air ya gan jadi maap juga kalo tidak semua
terpublikasikan dengan baik. Sebenernya Sabang itu banyak tempat
wisata, cuma kita sering terfokus ke beberapa tempat saja.

Ini ada pemandangan di perjalanan pulang ke kota.



sekitar jam 3 sore kami meluncur ke Kota. Memang sayang kalau hanya
sebentar tapi apa daya waktu memaksa. Jam 15.30 kami sampai di Kota dan
makan mie Aceh di dekat dermaga.



Setelah mandi di PUM, saya berpikir kalau waktu sayang dilewatkan. Kira
kira jam 18.00 saya berjalan keluar mencari beca. Saya lihat di peta
kalau Danau Anak Laot hanya berjarak 2KM. Jadi saya putuskan untuk
kesana. Sebenarnya tarif beca kesana hanya 5K kata si penjaga
penginapan, tapi saya tak menawar. Di kota yang baru dan saya tak tahu
menahu, saya selalu ingin mengetahui sisi lain sudut kota tersebut,
barangkali si abang beca bisa bercerita banyak nanti, itulah yang
menjadi nilai jual jasanya. Sebentar saja kami tiba di Danau Anak Laot.



Ade mungkin belum pernah ke meriam Belanda kan? Ujar si Abang Beca.

Kemudian dibawalah saya kesana.















Nah setelah dari sana, akhirnya kami ke Foodcourt Sabang. Untuk mencoba
rasa sate gurita. Seporsi dihargai 15K, rasanya nikmat gan. Ada bumbu
Padang, atau kalau agan tak suka bisa dengan bumbu sate Jawa. Sebenarnya
tadi ada beberapa cerita dari si Abang Beca yang menarik meski ini bisa
saja mitos. Tentang Sumur Tiga yang berair tawar padahal di tepi laut.
Tapi nantilah kita cari kebenarannya setelah benar benar sudah kesana.

Di foodcourt ini ada beberapa roda makanan dan minuman, jadi yang tak senang dengan gurita bisa mencicipi makanan lainnya.





Setelah selesai makan, mampir kami ke depan foodcourt sebuah toko
merchandise lainnya. Disini harga relatif sama, hanya saja ada yang
menjual rencong tanpa dibingkai seharga 70K. Akhirnya kembalilah kami ke
penginapan. Setelah mandi saya baru sadar kalau belum beli oleh oleh
makanan khas Sabang. Jam 10 malam, ternyata toko toko mulai tutup.
Setelah bertanya akhirnya didapatlah Toko Sinar yang menjual kue kacang
khas Sabang. Kue ini seperti Bakpia Jogja, hanya saja isinya 12 buah
sekotak.

Harganya terjangkau, 12K dan 13K tergantung rasa.



Akhirnya bisa tertidur dengan lelap. PAgi menjelang, ternyata di depan
PUM sudah ada angkutan menuju pelabuhan. Karena kapal berangkat jam 8,
sedangkan sekarang masih jam 6pagi, maka supir menyarankan saya menonton
bola dulu laga MU, sambil minum teh. Ah sekalian sarapan pikirku. Nasi
gurih 6K dan teh manis hangat 2K.

sambil berbincang bincang dengan supir, saya meminta no telepon beliau.

085227358245 Pak Puteh namanya, karena dulu waktu kecil beliau sangat
putih katanya. Ongkos ke Pelabuhan 15K. Jadi kalau dengar cerita kawan
kawan bahwa ongkos 25K itu ternyata tergantung bagaimana pendekatan kita
dengan supir. Tapi saya berikan 20K. Karena cuma saya penumpangnya pagi
itu. Penumpang ramai kalau siang katanya, terutama wisatawan yang
hendak naik kapal cepat. Informasi dari beliau,

kalau dari Pelabuhan ke Kota = 15K

Pelabuhan ke Iboih = 50K

Tapi kalau hanya satu orang, Pelabuhan ke Iboih itu 150K.

Beliau juga bisa mengusahakan kendaraan lain kalau kita ke Sabang.

Seperti rental motor satu hari = 100K.

Rental kendaraan roda empat juga bisa. Tinggal bagaimana negonya saja.



Setelah membeli tiket ekonomi 18,5K. Maka saya naik langsung ke lantai paling atas kapal.  







di kapal ane ketemu sama backpacker dari Spanyol dan Australia gan. Jadi
kita ngobrol ngobrol sejenak, meski kami sama sama tak pandai berbahasa
Inggris  










Maaf ane tambahin sedikit merchandise dari Sabang.

Merchandise bisa kita dapatkan di  :
Indatoe Design

Jln. Perdagangan No 28 Sabang - Indonesia

Telp. 081360411154

email: indatoe_sbg@yahoo.co.id
0KM Gallery

Jln. Perdagangan No 16 Sabang 
Sebenarnya di sekitar toko ini ada lagi beberapa toko souvenir, tapi saya lupa catat namanya

Sabang Souvenir, tetangga nya PUM, design nya sederhana.. Di sini tersedia baju souvenir dari size untuk bayi hingga dewasa dan

Piyoh design, di Jalan Sultan Hasanuddin, Kota Atas, dekat Hotel
Nagaoya nah di Piyoh ini design nya lebih cakep (menurut ane).. Ini link
nya : http://piyohdesign.blogspot.com/

Di kios-kios Balohan juga buanyak hanya saja design nya sedehana.














Sementara sekian dulu dari ane gan. maap maap kalo ada salah salah kata
ya. maap juga kalau kurang berkenan. Nanti ane revisi lagi ya.



Comments

  1. gile komplit bener.. saya yg orang aceh ga pernah ke sabang :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks mbak sudah mampir. maaf baru saya balas

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen