Skip to main content

Mie Teluk Fajaresuk: Legenda Kuliner Pringsewu yang Wajib Dicoba!

 



Pernah dengar tentang Mie Teluk Fajaresuk? Bagi para pecinta kuliner, khususnya mie, nama ini mungkin sudah tak asing lagi. Mie Teluk Fajaresuk merupakan salah satu legenda kuliner Pringsewu yang sudah melegenda sejak tahun 1984. Sejak saya Sekolah Dasar dulu, kuliner yang satu ini sudah sering kami dengar di telinga.

Lokasi Mie Teluk Fajaresuk cukup mudah ditemukan. Terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 72, Fajaresuk, Pringsewu. Jika dari arah Tugu Bambu, kalian terus saja ke barat melintasi SPBU Pringsewu. Tidak jauh dari sana, Mie Teluk Fajaresuk berada di kiri jalan. Kedai ini selalu ramai dikunjungi pembeli, baik dari lokal maupun luar daerah. Jam buka Mie Teluk Fajaresuk sepertinya mulai dari pagi hingga jam 9 malam.


Menu Mie Teluk Fajaresuk terbilang sederhana, namun jangan ragukan kelezatannya. Menu andalan mereka adalah Mie Teluk, yaitu mie kuning yang dimasak dengan kuah bening dan dilengkapi dengan suwiran ayam, bakso, dan taburan bawang goreng. Rasanya gurih dan segar, cocok dinikmati kapanpun. Disini juga tersedia mie ayam, mie bakso tahu, mie bakso campur, capcay goreng, capcay kuah, kwetiau nasi goreng dan beragam menu lainnya.

Harga Mie Teluk Fajaresuk terbilang cukup terjangkau. Untuk satu porsi Mie Teluk. Kalian tidak perlu  merogoh kocek yang mahal untuk menikmati santapan disini. Fasilitas di Mie Teluk Fajaresuk menurut saya sudah sangat lengkap. Tersedia lahan parkir yang memadai. Kedai ini terbilang sederhana dengan tempat duduk yang terbatas. Namun, kebersihannya tetap terjaga dan suasana makan di sini cukup nyaman.

Saya disambut ramah oleh para pekerja saat datang ke kedai Mie Teluk. Tiba disana saya langsung datang ke kedai dan memesan di meja kasir. Saya melihat beberapa pengendara ojek online juga memesan makanan untuk pelanggannya. Itu tandanya kalian juga bisa memesan melalui aplikasi ojek online.


Wajar saja jika review Mie Teluk Fajaresuk dari para pecinta kuliner cukup positif. Banyak yang memuji kelezatan rasa mie dan kuahnya yang khas. Selain itu, harga yang terjangkau dan pelayanan yang ramah juga menjadi nilai plus. Karena demikian juga yang saya rasakan, rasanya tidak pernah berubah. Satu yang selalu terkenang adalah, mie yang gurih dan tidak terlihat penyedap rasanya. Rasanya sungguh natural sekali. Hal ini pula yang menjadikan Mie Teluk menjadi salah satu destinasi Wisata di Provinsi Lampung

Mie Teluk Fajaresuk adalah destinasi kuliner wajib dikunjungi bagi kamu yang sedang berada di Pringsewu. Rasanya yang lezat, harganya yang terjangkau, dan pelayanannya yang ramah akan membuatmu ingin kembali lagi ke sini.

Tips:
  • Jika kamu ingin datang ke Mie Teluk Fajaresuk, sebaiknya datang di luar jam makan siang atau malam agar tidak terlalu ramai.
  • Kamu bisa mencoba menu lain selain Mie Teluk, seperti Bakso atau Soto Ayam.
  • Jangan lupa untuk menambahkan sambal khas Mie Teluk Fajaresuk untuk menambah rasa pedas dan gurih.

Pringsewu, 30 April 2022

 

Update Artikel Pilihan Lainnya Dari Blog Kami di Google News Henri Sinurat

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen