Skip to main content

Menikmati Surga Kuliner di Sudirman Street, Cibadak: Explorasi Rasa di China-town ala Bandung

 



Menyambangi area Cibadak Street merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan untuk para pecinta kuliner. Salah satu keunggulan dari tempat ini adalah kemudahan parkir yang dapat memudahkan kita dalam mengeksplorasi berbagai kedai yang ingin dikunjungi, mulai dari Cibadak Street hingga Sudirman Street. Di sini, kita akan dimanjakan dengan beragam pilihan makanan, mulai dari hidangan utama hingga makanan penutup, serta cemilan yang menggugah selera. Baik kuliner legendaris maupun kuliner modern dapat ditemukan dengan mudah di sini, walaupun mayoritas adalah makanan non-halal.


Atmosfir yang terasa di Sudirman Street ini begitu kental dengan nuansa China-town. Seperti sedang berada di food court di kawasan Petaling Street, Penang, atau di Melaka. Suasana yang tercipta begitu hidup dan ramai, membuat kita merasa seolah sedang berada di pusat kuliner yang tak terbatas. Selain itu, tempat ini juga terkenal karena kebersihannya, tata letak yang teratur, serta kenyamanannya. Tidak ketinggalan, terdapat mural-mural unik yang menambah kesan menarik sebagai spot foto yang instagramable.



Lokasi Sudirman Street sangat mudah dijangkau. Jika kita berada di alun-alun Bandung, kita hanya perlu melanjutkan perjalanan lurus hingga mencapai Jalan Sudirman. Sedangkan jika kita berasal dari Pasar Baru, cukup belok kanan ke Jalan Sudirman. Setelah melewati Bank Jabar di sebelah kanan, kita hanya perlu melanjutkan perjalanan sejauh 100 meter. Sudirman Street akan terlihat di sebelah kiri jalan.


Setelah tiba di Sudirman Street, kita pun bisa memesan berbagai hidangan lezat. Kwetiaw, nasi hainan babi panggang, dan Ci Cong Fan Goreng menjadi beberapa menu yang kami pilih. Tidak hanya itu, tersedia pula hidangan-hidangan lain seperti bubur, sup, sate, martabak, dan masih banyak lagi. Sangat penting untuk memperhatikan status halal setiap makanan yang disajikan, mengingat mayoritas makanan di sini adalah non-halal. Harga makanan yang ditawarkan juga cukup terjangkau, mulai dari 30 ribu rupiah. Sesuai dengan citarasa yang disajikan, setiap hidangan mampu memberikan kepuasan yang tiada tara. Salah satu tempat yang kami sangat nikmati adalah Awin Food.



Dengan segala kelebihan dan keunikan yang dimilikinya, Sudirman Street di Cibadak adalah surga bagi para pecinta kuliner. Pengalaman makan di sini seakan membawa kita berkeliling dunia kuliner, menjelajahi berbagai cita rasa yang menggugah selera. Tidak hanya itu, suasana yang ramai dan nuansa China-town yang terasa semakin memperkaya pengalaman tersebut. Jadi, jika Anda mencari tempat yang menggabungkan kelezatan kuliner dengan berbagai varian menu, Sudirman Street bisa menjadi pilihan ketika sedang berada di Bandung.



Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen