![]() |
Sukhothai Historical Park |
Hallo Pren!
Kalau kalian berpikir tujuan wisata Thailand cuma Bangkok yang hiruk-pikuk atau pantai-pantai cantik di selatan, kalian keliru besar. Pernah nggak sih membayangkan bisa jalan-jalan di tengah reruntuhan kerajaan kuno yang jadi cikal bakal negeri Gajah Putih? Lokasinya mirip mirip dengan Ayyuthaya sih. Jaraknya 435 km dari Kota Bangkok, agak lumayan memang. Tapi yakinlah kelen kalau tempatnya ini rekomended kali. Dari pusat kota, jaraknya kira kira 12km saja. Tidak terlalu jauhlah.
Nah, suatu pagi yang cerah, saya memutuskan untuk melangkahkan kaki ke dalam waktu, menuju Sukhothai Historical Park. Tiket masuknya 100Baht. Nanti biasanya disetiap situs ada yang menggunakan tiket ada yang gratis. Nantinya akan terbayarkan dengan pemandangan yang memukau. Percayalah, ini adalah salah satu pengalaman piknik paling memukau yang pernah saya rasakan di Thailand!
Sukhothai: Bahagia Itu Sederhana
Sukhothai, dalam bahasa Thailand, berarti "Fajar Kebahagiaan". Nama yang poetic banget, ya? Kerajaan ini adalah ibu kota pertama Thailand dan jadi simbol awal mula peradaban dan identitas bangsa ini. Bayangkan, di sinilah aksara Thailand pertama kali diciptakan! Dan aura kejayaan itu masih sangat terasa sampai sekarang.
Morning Ride: Bersepeda di Tengah Sejarah
Kunci menikmati Sukhothai adalah datang pagi-pagi! Saya menyewa sepeda dari sebuah warung di depan pintu masuk Zona Pusat dengan harga yang ramah kantong, cuma 20 Baht saja untuk seharian. Saya nego nego sih, awalnya 30 Baht, dikasih pulak sama Ibu nya haha..
Yang penting sebelum kalian berkeliling, jangan lupa sarapan pagi. Cuma kalau soal sarapan, perlu ditanya juga apakah halal atau tidak ya. Kalau saya memang semua dimakan kecuali nasi basi haha. Diwilayah ini banyak kok kedai makan atau mie, jadi jangan takut. Saya juga beli air mineral dan roti ya, buat jaga jaga misal nanti lapar di jalan
Dan begitu gerbangnya terlewati... whoa. Sedap kali pemandangannya bikin saya langung melongo. Bayangkan sebuah taman yang sangat luas, dipenuhi oleh kuil-kuil (yang mereka sebut Wat), istana, dan patung Buddha kuno yang diselingi kolam teratai dan pohon-pohon rindang. Suasannya sangat tenang, damai, dan... epic banget! Berbeda dengan beberapa situs sejarah lain yang terasa panas dan gersang, Sukhothai justru terasa seperti taman kerajaan yang hijau.
Baca Juga: Cara Terbaik Menuju Ayutthaya dari Bangkok
Sukhothai Historical Park
Wah, saya benar-benar terpukau sama Taman Sejarah Sukhothai ini! Bayangin aja, kita bisa bersepeda keliling area yang dulu adalah pusat kerajaan pertama Thailand, dikelilingi oleh parit yang bikin suasana terasa epic banget. Setiap sudutnya Instagramable, dari reruntuhan kuil kuno yang arsitekturnya perpaduan gaya Kamboja dan Thailand, sampai patung-patung Buddha yang masih terawat cantik di antara kolam teratai dan pepohonan rindang. Suasananya tenang dan luas, bikin betah buat jelajah tiap temple, ambil foto, atau sekedar duduk merenung. Yang paling oke, tempatnya bersih dan tertata rapi, jadi nggak bingung buat navigasi, sedap kali buat healing sambil menikmati sejarah!
![]() |
Sesi Foto |
Wat Mai
Dari gerbang masuk, terlihat reruntuhan yang terlihat sederhana, bangunan ini adalah Wat Mai. Biasanya pengujung mampir kesini saat akan pulang, tapi rasanya kita coba datangi lebih dulu saja karena dekat. Lokasinya strategis kali, dekat banget sama Wat Chana Songkhram dan monumen Raja Ramkhamhaeng yang ikonik itu.
Wat Mai ini kayak puzzle seni zaman dulu. Meski nggak ada catatan pasti kapan dibangun, ciri khasnya langsung nampak Kuil utamanya yang dibangun dari bata dan mortir, berdiri megah di atas alun-alun bundar. Yang bikin unik, sudut depannya cekung, dan di atasnya ada bagian "kaki candi" yang tinggi kali. Plus beranda besar di depan-belakang yang bikin kesan anggun dan kokoh. Detailnya juara! Basis kuilnya dihiasi pola kaki singa ala seni Ayutthaya, yang nunjukin banget bagaimana pengaruh kerajaan itu udah nyebar sampai sini di akhir era Sukhothai.
Saya melihat ada orang yang coba naik tangga yang masih ada di depan dan belakang, terus liat pilar-pilar dalam yang dibuat dari laterit—material yang timeless banget. Di belakang, ada sisa-sisa plesteran relief motif kaki singa yang somehow masih bertahan. Yang paling bikin gue kagum, sumur kuno di area pradaksina (jalan keliling candi) masih ada dan bisa dilihat! Itu lho, sumur yang dulu dipake untuk ritual pemasangan patung Buddha utama. Dan jangan lupa, lima chedi-nya yang masih berdiri—dua di depan, tiga di belakang—nambahin kesan sakral tempat ini.
Baca Juga: Naik Kereta Second Class dari Hatyai Ke Bangkok
Nah, yang nggak boleh kelewat: sekitar 100 meter ke utara, ada fondasi pagoda sembilan puncak! Bayangin, dulu ada satu pagoda besar di tengah, dikelilingi delapan pagoda kecil. Sayangnya sekarang cuma sisa bagian bawahnya doang, tapi imajinasi kalian langsung terbang ke masa jayanya. Overall, Wat Mai mungkin nggak sebesar Wat Mahathat, tapi justru di sinilah kalian bisa liat lebih dekat bagaimana seni dan arsitektur berkembang di akhir periode Sukhothai. Highly recommended buat kalian yang suka explorasi spot dengan cerita tersembunyi!
King Ramkhamhaeng Monument
Tidak jauh dari Wat Mai, kita akan menemukan Monumen Raja Ramkhamhaeng. Bangunan ini dibangun untuk menghormati Raja Ramkhamhaeng Agung, seorang raja dari era Sukhothai yang dikenal karena kemurahan hatinya yang luar biasa dan berbagai bakatnya. Beliau dikenang sebagai penemu aksara Thailand, pemimpin yang paternalistik, serta pembawa masa damai dan kemakmuran bagi kerajaannya.
Departemen Seni Raya Thailand mengawasi proses perancangan monumen ini, dan upacara peletakan batu pertamanya dipimpin langsung oleh Perdana Menteri saat itu, Marsekal Lapangan Thanom Kittikachorn, pada tanggal 26 November 1969. Monumen ini tidak hanya menjadi simbol penghargaan atas jasa-jasanya, tetapi juga pengingat akan warisan budaya dan sejarah Thailand yang berharga.
Tha Nam Rap Sadet Market
![]() |
San Ta Pha Daeng |
San Ta Pha Daeng
Wat Chana Songkhram
Phra Ruang Castle Hill
![]() |
Bersepeda |
Wat Mahathat: Sang Primadona
Wat Mahathat adalah kuil terbesar dan paling megah. Ciri khasnya adalah chedi (stupa) utama yang berbentuk seperti kuncup bunga teratai. Di sekelilingnya, ada puluhan patung Buddha dalam posisi duduk, berdiri, dan berjalan. Angle foto di sini nggak ada yang jelek, pren! Apalagi saat matahari pagi menyinari wajah-wajah Buddha yang teduh itu, bener-bener instagenic dan spiritual sekaligus.
Beruntung sekali datang di hari kerja, sehingga tidak terlalu banyak pengunjung. Hanya ada beberapa turis asing nampaknya dari Eropa. Sehingga kita bisa bebas mengeksplorasi wilayah ini. Patung Budha menjadi spot foto yang selalu jadi pilihan untuk diabadikan.
Wat Traphang Ngoen Phra Ubosot
Wat Traphang Ngoen Phra Ubosot
Buat kalian yang suka hunting spot foto yang aestetic dan penuh cerita, Wat Traphang Ngoen adalah hidden gem yang nggak boleh dilewatin!
Coba kalian bayangin ada sebuah kuil kuno yang lokasinya di tengah danau, persis seperti pulau kecil yang menyimpan sejarah. Sekarang mungkin cuma tersisa reruntuhan dan jembatan kayu yang membentang menuju tengah danau, tapi justru di situlah charm-nya!
Jembatan kayunya itu lho... sempurna kali buat background foto yang dramatis—apalagi kalau kalian datang pas pagi berkabut atau sore hari ketika langit mulai oranye. Pantulan istana dan reruntuhan kuno di air danau yang jernih bikin suasana jadi kayak di lukisan.
Dulu, kuil ini dikenal sebagai Phra Ubosot (aula pentahbisan) dan berfungsi sebagai penjaga spiritual di belakang istana. Sekarang, meski cuma tinggal puing, aura sakral dan keindahannya masih sangat terasa.
Wat Traphang Ngoen
Kuil Traphang Ngoen Merupakan situs bersejarah penting yang terletak di tepi barat Traphang Ngoen Wat Mahathat. Kata "traphang" berarti kolam atau kolam, 300 meter dari Wat Mahathat. Situs kuno ini tidak memiliki pagar. Tapi memang bangunan disini jarang sekali yang mempunyai pagar. Terdiri dari chedi berbentuk semak khao bin atau berbentuk kuncup teratai sebagai presiden. Di keempat sisi rumah relik diabadikan patung Buddha berdiri dan patung Buddha postur. Ada sebuah kuil di depan. Ini adalah tempat di mana patung Buddha dalam postur Maravichai diabadikan.
Wat Si Chum: Rahasia di Balik Dinding
Nggak jauh dari zona pusat, saya bersepeda ke Zona Utara. Di sini, ada sebuah kuil yang menyimpan kejutan: Wat Si Chum. Dari luar, keliatannya cuma bangunan persegi tinggi. Tapi begitu saya mendekat dan melongok melalui celah di dindingnya... Oh my God!
Seorang Buddha raksasa yang sedang duduk tersenyum tenang menyambut saya. Patung yang disebut Phra Achana ini begitu besar dan powerful. Melihatnya langsung bikin merinding dan merasa sangat kecil. Bangunan ini adalah salah satu momen paling memorable yang bikin saya diam dan terkagum-kagum selama beberapa menit.
Sunset di Wat Saphan Hin: The Grand Finale
Sore hari, saya menantang diri untuk naik ke Zona Barat, tepatnya ke Wat Saphan Hin. Medannya agak menanjak, tapi hadiahnya sepadan! Dari atas bukit, saya melihat pemandangan seluruh area Sukhothai disiram cahaya keemasan matahari terbenam. Sungguh pemandangan yang membius dan jadi penutup perjalanan yang sempurna.
![]() |
Bus Non AC |
Tips Buat Kalian yang Pengen Ke Sana:
- Rental Sepeda: Solusi terbaik! Murah, seru, dan sehat.
- Jam Kunjungan: Datanglah pagi-pagi sekali (sekitar jam 7-8 pagi) untuk menghindari kerumunan turis dan panasnya terik matahari. Cahaya pagi hari juga paling bagus untuk foto.
- Bawa Air Minum: Area-areanya luas, bakal banyak jalan dan bersepeda. Stay hydrated!
- Hormati Tempat Ini: Ini adalah situs suci. Berpakaianlah yang sopan (tutup bahu dan lutut) dan jangan memanjat reruntuhan.
- Tiket: Tiket per zona sekitar 100 Baht.
Transportasi Dari Bangkok ke Sukhothai Historical Park
Berikut adalah 4 cara populer untuk mencapai Sukhothai Historical Park dari Bangkok:
![]() |
Bus Bangkok |
1. Bus (Pilihan Paling Ekonomis & Populer)
Naik bus adalah cara yang paling banyak dipilih oleh backpacker dan traveler yang ingin berhemat. Dari: Stasiun Bus Mo Chit (Mo Chit 2 Bus Terminal) di Bangkok. Pastikan kamu ke Mo Chit 2, ini adalah terminal bus utama untuk jurusan utara. Beli tiket dengan tujuan ke Terminal Bus Baru Sukhothai (Sukhothai Bus Terminal). Durasi perjalanan sekitar 6 - 7 jam perjalanan (tergantung lalu lintas dan jenis bus).
Jadwal & Tiket: Bus berangkat hampir setiap jam, mulai pagi hingga malam hari. Ada dua jenis bus: Bus Biasa (Non-AC): Lebih murah, tapi tidak disarankan untuk perjalanan panjang. Keren Thailand ini , masih ada bus non AC. Kalau Bus AC: Lebih nyaman dan direkomendasikan. Perusahaan seperti Transport Co. (BKS) menyediakan layanan ini. Harga tiket sekitar 270-400 Baht. Bus VIP: Lebih sedikit kursi, lebih lega, dan nyaman. Harganya tentu lebih mahal.
Sampai di Terminal Sukhothai, lalu bagaimana?
Terminal bus ini terletak di Kota Baru Sukhothai. Untuk menuju Taman Sejarah (Kota Tua) yang jaraknya +/- 12 km, kamu bisa naik: Songthaew (Truk berbangku berwarna merah): Kendaraan truk yang disulap jadi angkot ini adalah transportasi umum yang paling umum. Songthaew akan mengantarmu langsung ke pintu masuk taman. Tarifnya sekitar 30-50 Baht/orang. Atau kalau mau cepat bisa naik taksi. Tapi tentu lebih mahal (sekitar 200-300 Baht).
![]() |
Sonthaew |
2. Pesawat Terbang
Ideal untuk kamu yang waktu terbatas dan ingin menghindari perjalanan darat yang panjang.
Dari Bandara Don Mueang (DMK) di Bangkok ke Bandara Sukhothai (THS). Sayangnya cuma Bangkok Airways adalah satu-satunya maskapai yang melayani rute ini. Lama perjalanan hanya 1 jam 15 menit saja.
Sampai di Bandara Sukhothai, lalu bagaimana?
Bandara Sukhothai sangat kecil dan letaknya dekat dengan taman sejarah. Kamu bisa mengambil taksi bandara atau minivan yang sudah menunggu untuk mengantarmu ke hotel di Kota Tua atau langsung ke taman. Perjalanan dari bandara ke taman hanya sekitar 20-30 menit.
3. Kereta Api + Bus (Pilihan untuk Pengalaman)
Opsi ini bakal menyenangkan jika kamu ingin mencoba kereta api Thailand dan menikmati pemandangan pedesaan.
Tahap 1: Kereta dari Bangkok ke Phitsanulok
Dari Stasiun Kereta Hua Lamphong (atau Stasiun Bang Sue Grand yang baru) di Bangkok. Ke Stasiun Kereta Phitsanulok. Durasi perjalan sekitar 5 - 7 jam (tergantung jenis kereta: Ordinary, Rapid, Express). Tiket: Mulai dari 200+ Baht untuk kelas 3 (kursi kayu) hingga lebih dari 600 Baht untuk kelas AC.
Tahap 2: Bus dari Phitsanulok ke Sukhothai
Dari stasiun kereta Phitsanulok, naik tuk-tuk atau songthaew ke terminal bus Phitsanulok. Dari terminal, naik bus biasa (warna hijau-krem) jurusan Sukhothai. Perjalanan memakan waktu sekitar 1.5 jam dengan harga tiket sekitar 50 Baht. Bus ini akan turun di jalan raya dekat Taman Sejarah, dan dari sana kamu bisa naik songthaew ke pintu masuk.
4. Menyewa Mobil / Mobil Pribadi (Paling Fleksibel)
Cocok untuk rombongan keluarga atau grup yang menginginkan kebebasan dan kenyamanan penuh. Lama perjalanan sekitar 5 - 6 jam berkendara.
Rute: Ambil jalan tol Route 1 (Phahonyothin) dan Route 32 menuju utara, lalu lanjutkan ke Route 12 menuju Tak dan Sukhothai. Jalannya sangat bagus dan mudah diikuti (bisa menggunakan Google Maps atau Waze).
Comments
Post a Comment