Skip to main content

Posts

Transportasi Dari Bangkok ke Ayutthaya

  Jika Anda bukan penggemar sejarah atau bangunan tua yang bersejarah. Tetapi tetap ingin melihat dan mengunjungi beberapa kuil dan istana yang berbeda di Thailand, Ayutthaya bisa menjadi pilihan yang tepat. Tidak dibutuhkan waktu yang banyak untuk sekedar mengunjungi Ayutthaya.  Ada banyak situs bersejarah di Ayutthaya untuk dikunjungi. Meski demikian, 1 hari saja saya pastikan sudah sangat cukup sekali. Pergi pagi dan kembali petang ke Bangkok. Ayutthaya juga menjadi pilihan yang tepat jika kalian belum berkesempatan untuk berkunjung ke Bagan di Myanmar sana. Tetapi bagaimana cara menuju Ayutthaya dari Bangkok? Saat ini banyak moda transportasi untuk menuju kesana: 1. Paket Tour Sehari Hampir semua travel wisata di Thailand menjual paket tour sehari ke Ayutthaya. Tour ini sebagian besar dijalankan dari Bangkok. Agen wisata di Bangkok menawarkannya di sepanjang Sukhumvit dan Khao San Road. Kita akan dijemput di depan penginapan atau di kantor travel mereka. Dan pihak travel akan memba

Masih Adakah Cibaduyut Itu?

  Beberapa waktu yang lalu seorang kawan berkabar akan berkunjung ke Kota Bandung. Ya, Mas Bagus Ardian Ferdianto mengabarkan bahwa dirinya bersama rombongan rekan kerjanya akan mengunjungi beberapa lokasi wisata di Parisj Van Java. Cibaduyut menjadi salah satu destinasi yang akan mereka kunjungi. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk bertemu dengan beliau di sana. Dan akhirnya kesampaian juga bertemu juga dengan Mas Bagus disana. Cibaduyut adalah bagian tak terpisahkan dari pariwisata di Kota Bandung. Sehingga wajar jika salah satu lokasi yang wajib dikunjungi. Cibaduyut memang sejak dulu terkenal sebagai tempat para pengrajin sepatu lokal atau rumahan. Pertanyaannya, ditengah-tengah guncangan ekonomi yang dahsyat, Masih adakah Cibaduyut itu?

Sanger Espreso Dari Fudo

  Mencari segelas sanger di Kota Bandung, tentunya bukan perihal yang mudah. Beberapa kedai kopi yang dikunjungi terkadang kebingungan dengan apa itu sanger. Sanger adalah ragam minuman kopi yang khas dari Aceh. Selain terkenal dengan kopi hitamnya, Bumi Serambi Mekkah juga mempunyai minuman khas bernama sanger. Masih berbahan baku dari kopi, hanya saja dipadukan dengan susu kental manis dan sedikit gula. Keberadaan gula tentunya tidak mengurangi dominasi kopi yang sangat kuat. Sehingga aroma yang dihasilkan tetap bercitarasa kopi yang sangat kuat. Jika tak terlalu memahami citarasa ini, rasa sanger akan berubah menjadi kopi susu. Beberapa kawan bahkan menyebutkan bahwa sanger ini ada pahit-pahitnya.

Kenali Sekura Kenali

  Panggung Sekura Pekon Kenali Masyarakat Indonesia pada umumnya pulang ke kampung halaman ketika Hari Raya Idul Fitri tiba. Momen mudik tersebut dijadikan sebagai ajang untuk melepas rindu sekaligus bersilaturahmi dengan sanak keluarga. Momen ini tentunya sangat ditunggu oleh para perantau di berbagai penjuru negeri. Oleh karena pertemuan ini terbilang langka, maka tidak jarang di berbagai daerah Indonesia melaksanakannya dengan kegiatan-kegiatan tertentu.

Secuil Belanda di Taman Celocia Kabupaten Aceh Jaya

  Kendaraan roda empat yang kami tumpangi terpaksa harus kembali berputar arah. Ternyata kami benar benar tidak memperhatikan arah tujuan yang telah ditunjukkan pada google maps. Padahal sejak memasuki kawasan Calang kami sudah memperhatikan peta digital yang tersedia di telepon seluler. Setelah memarkirkan kendaraan, kami bergegas untuk masuk ke dalam. Dari tepi jalan terlihat beragam tanaman bunga yang memenuhi seisi halaman. Ada bunga berwarna merah, kuning, dengan daun hijau yang lebat.

Melihat Keunikan Patung Kepala Budha dalam Dekapan Pohon Bodhi di Ayutthaya (Thailand Part 7)

Setelah meninggalkan Wat Phra Si Sanphet pikiran saya terus menerus dihinggapi gambar Kepala Patung Budha pada akar pohon. Ah masa iya sih ada kepala patung yang tersimpan rapih di akar pohon. Sebenarnya saya harus percaya karena sudah melihatnya di media sosial. Ingin beranjak dengan cepat, tetapi Ayutthaya siang ini sangat terik luar biasa. Untungnya jalan yang disediakan sebagai pedestrian dipayungi lebatnya pepohonan. Ketika angin berhembus, amboi sungguh sejuk. Sayangnya tidak terlihat penjaja asongan di sepanjang pedestrian ini. Andai saja ada starling ya, Starbak Keliling seperti di Kota Tua. Mau juga menikmati segelas teh dingin. Kalau di Banda Aceh teh dingin adalah sebutan untuk es teh manis dingin. Beruntungnya lagi siang itu pengunjung tidak terlalu ramai. Jalanan cenderung sepi, tak seramai pagi tadi. Mungkin karena sudah siang, lagi terik.   Akhirnya saya berada di ujung jalan. Ini terlihat dari sebuah pintu masuk di hadapan mata. Benar sekali, tadi saya masuk dari pintu

Merengkuh Tabir Kisah Nomensen di Garedja Dame Desa Saitnihuta Tarutung

  Sipata ro tu rohakku (kadang muncul dalam hatiku) Na hubereng i torang (yang kulihat terang) Gabe naeng tadingkonon ku (membuat ingin kutinggalkan) Dalan naung hubolus hian (jalan yang pernah kulalui)    Sepengga l lagu Gara milik Tongam Sirait memenuhi kendaraan yang kami gunakan. Melalui telepon seluler disambungkan secara wireless ke pemutar musik di mobil. Sebelumnya kami sudah menuju Salib Kasih dan harus gigit jari karena sudah tutup pada pukul 5 sore tadi. Setelah Jembatan Simorangkir kami putuskan belok ke kiri hingga ujung dan kemudian ke kanan mengarah ke Desa Saitnihuta. Sepintas Saitnihuta jika diartikan dari Bahasa Batak ke Indonesia adalah Penyakitnya Desa. Tapi jujur saya kurang sepakat dengan arti ini, pasti ada makna tersendiri kenapa desa ini diberi nama Saitnihuta. Setidaknya sedari awal saya penasaran terhadap desa ini sebagai bagian dari sejarah penyebaran agama Kristen di Tanah Batak. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa mayoritas penduduk Tarut