Skip to main content

Transportasi Dari Bangkok ke Ayutthaya

 

Jika Anda bukan penggemar sejarah atau bangunan tua yang bersejarah. Tetapi tetap ingin melihat dan mengunjungi beberapa kuil dan istana yang berbeda di Thailand, Ayutthaya bisa menjadi pilihan yang tepat. Tidak dibutuhkan waktu yang banyak untuk sekedar mengunjungi Ayutthaya.  Ada banyak situs bersejarah di Ayutthaya untuk dikunjungi. Meski demikian, 1 hari saja saya pastikan sudah sangat cukup sekali. Pergi pagi dan kembali petang ke Bangkok. Ayutthaya juga menjadi pilihan yang tepat jika kalian belum berkesempatan untuk berkunjung ke Bagan di Myanmar sana.

Tetapi bagaimana cara menuju Ayutthaya dari Bangkok? Saat ini banyak moda transportasi untuk menuju kesana:



1. Paket Tour Sehari

Hampir semua travel wisata di Thailand menjual paket tour sehari ke Ayutthaya. Tour ini sebagian besar dijalankan dari Bangkok. Agen wisata di Bangkok menawarkannya di sepanjang Sukhumvit dan Khao San Road. Kita akan dijemput di depan penginapan atau di kantor travel mereka. Dan pihak travel akan membawa kalian ke Ayutthaya dan mengantar kembali ke penginapan. Biasanya paket tour sehari ini. Uniknya agen wisata di Thailand ini bisa dinegosiasikan untuk biaya paket tournya. Sehingga kita dapat menawar sebisa mungkin untuk mendapatkan harga terbaik.

 Harus Baca: Naik Kereta Api Dari Bangkok ke Ayutthaya


2. Kereta Api

Jika kalian mempunyai budget yang terbatas, kereta api menjadi pilihan yang tepat. Sejauh ini kereta api merupakan cara terhemat untuk bepergian ke Ayutthaya. Kalian dapat naik kereta api dari Bangkok ke Ayutthaya di stasiun kereta Bang Sue (Hua Lamphong tutup pada Maret 2021) tepat di sebelah stasiun MRT Bang Sue. Kereta api akan berangkat setiap dua jam dari Bangkok ke Ayutthaya. Stasiun Ayutthaya juga dilintasi oleh kereta yang melakukan perjalanan menuju dan dari Chiang Mai, Udon Thani atau Ubon Ratchathani. Karena hanya merupakan stasiun perlintasan, sudah dipastikan ketika kembali ke Bangkok harus menanti kedatangan kereta untuk memastikan ketersediaan bangku. Untuk kereta ekonomi lokal, biasanya kita bebas memilih tempat duduk dan dapat juga berdiri. Pun demikian, jangan heran jika kereta ekonomi tiba tiba dibatalkan jadwal keberangkatannya secara mendadak.

Tarif tiket kereta api reguler adalah 15 THB untuk gerbong kelas 3 tanpa AC. Saya akan menyarankan kalian mengambil tiket AC untuk kelas 2 atau 1 selama musim panas karena suhu udara Thailand bisa sangat panas sekali. Tetapi karena hanya ditempuh selama 90menit, saya tetap memilih kereta ekonomi meski tidak ada toilet di rangkaian gerbong kelas 3. Sedangkan  untuk kelas 2 adalah THB 60. Sungguh jauh sekali beda tarifnya bukan? Tiket kereta dapat dibeli di konter tiket, karena biasanya tidak terlalu ramai.

Harus Baca: Melihat Keunikan Patung Kepala Budha dalam Dekapan Pohon Bodhi di Ayutthaya 

 
3. Mini Van
Kalian dapat naik bus atau minivan dari Terminal Bus Mo Chit (dekat MRT Chatuchak atau stasiun BTS Mo Chit) di Bangkok. Bus atau minivan berangkat setiap setengah jam ke Ayutthaya. Busnya ber-AC dan nyaman. Jarak tempuh Bus atau minivan sama dengan kereta api yaitu 90 menit. Tetapi saat saya naik minivan kemarin hanya ditempuh selama 75 menit dari Ayutthaya ke Bangkok. Tiket bus dikenai tarif THB 60 dan Mini Van sebesar THB100. Kalian dapat membeli tiket di konter yang tersedia di dekat minivan parkir. Jika di Indonesia, minivan ini adalah mobil jenis Hi-Ace. Sekarang ini sudah tidak ada minivan dari monumen Victory. Tetapi jika kalian berada di Khaosan Road, biasanya banyak agen yang menawarkan untuk dijemput langsung dari hotel.

4. Taksi
Jika kalian mau bepergian dengan lebih nyaman, dapat menyewa taksi yang ada di Kota Bangkok. Beberapa supir taksi menawarkan THB 1200 untuk sekali jalan dan THB 2500 untuk sewa seharian. Tetapi ini belum termasuk tarif tol dan parkir. Tetapi kemarin di Bangkok saya mencoba bernegosiasi dengan supir taksi, dan ini berhasil. Jadi masih ada kemungkinan untuk mendapatkan tarif yang lebih murah.

 Update Artikel Pilihan Lainnya Dari Blog Kami di Google News Henri Sinurat

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen