Skip to main content

Posts

Makassar Lagi

Kembali lagi ke Makassar, kali ini tak banyak cerita yang akan diceritakan. Mungkin hanya beberapa gambar saja yang bisa dibawa pulang :D Meski tak banyak, ada beberapa kesan yang tergores dalam perjalanan kali ini. Menikmati sunset dari dalam kabin air bus nya Garuda mengawali cerita ini. Meski sampai Makassar malam tak menyurutkan hati untuk memulai membuat lidah ini bergoyang. Kuliner Makassar memang tiada dua nya di dunia. Seporsi besar Mie Titi mengawali pertemuan kali ini. Keesokan hari hujan seharian mengguyur Makassar. Sore baru bisa keluar menikmati Kota Daeng. Manalagi selain Losari. Sebelumnya menikmati SCANIA khas Ujungpandang. Dengan balutan Scorking membuat bus-bus di Makassar ini semakin gagah. Rutenya Toraja bahkan sampai ke utara lagi. Mungkin nanti lain waktu kita akan mencobanya. Sebelum gelap datang ada baiknya menikmat Roterdam. Sebuah lahan peninggalan masa perang dulu. Hingga kini masih terawat. Sayang waktu tak banyak, jadi hanya sekedar melihat-lihat saja. Ses

Pesiar di Kantor Pusat Sempati Star

Gerimis mulai turun di kota Medan malam itu tepat Sabtu, 16 Nopember 2013. Malam ini bertemu dengan kawan-kawan dari BMC Padang, BisMania Riau, Medan Bisser, bersama Aceh Bus Lovers. Menyusuri aspal yang dibasahi hujan  melintasi garasi bus-bus Aceh di Medan.  Tepat di depan Kantor Pusat Sempati Star roda empat yang dipacu berhenti. Pool Sempati Star ini tepat berada di JL,ASRAMA (PONDOK KELAPA) NO.19 -20, TELP : 061 -8440715. Sepintas kemegahan terlihat dari Bus Sempati Star yang akan berangkat di seberang pool . Warna kuning merah sangat kontras menembus malam. Sebenarnya sudah lama melihat bus ini di terminal Batoh Banda Aceh, beberapa kali juga berada di dalamnya. Turut serta dalam Road Test Perdana Sempati Star atau sekedar bepergian saja.  Tampak terang benderang cahaya lampu di halaman parkir pemberangkatan bus menuju Banda Aceh dan Takengon. Semakin gemerlap terlihat bus berwarna hitam kuning ini. Sekedar mengenang saja, Sempati Star perdana berwarna kuning merah,

Danau Toba The Wonderful Indonesia

Danau Toba? Siapa yang tak pernah mendengar nama daerah tersebut? Sepintas kembali ke masa kecil ketika sedang memainkan permainan monopoli. Ada daerah lain mungkin yang terlintas di benak seperti Pelabuhan Ratu, Tangkuban Perahu, Berastagih, juga Danau Toba tentunya. Bukanlah sebuah kesengajaan kenapa Danau Toba turut serta dijadikan sebuah ikon dalam permainan monopoli. Tentunya ada faktor faktor tertentu yang membuatnya diikutsertakan menjadi ikon-ikon keindahan nusantara. Banyak memang danau lain yang indah di nusantara ini, tetapi Danau Toba memiliki kekhasan tersendiri yang sangat jarang ditemukan di daerah lainnya.

Sepenggal Budaya Batak yang Tersimpan di Museum Hutabolon Simanindo

Ketika sampai di Danau Toba, yang terpikir dalam hati tentunya menikmati kesejukan air danau yang konon katanya terbesar di Indonesia juga Asia Tenggara. Selain Danau Toba, sebenarnya Pulau Samosir masih menyimpan bangunan-bangunan tradisional yang penuh eksotika. Jika kita datang dari Tomok dan hendak ke Pangururan atau sebaliknya, berbagai peninggalan sejarah Batak masih terlihat di sepanjang tepi jalan. Rumah Adat Batak yang berbentuk panggung dan atap menjulang ke arah depan dan belakang serta warna warna hitam, merah, putih khas Batak menambah semarak tanah ini. Sesekali terlihat tempat ibadah yang masih bermotifkan budaya serta ukiran Batak. Tidak jarang pula terlihat makam-makam Batak yang berdiri kokoh lagi megah. Pulau Samosir telah lama menjadi tujuan wisatawan domestic juga mancanegara. Sehingga warga tidak lagi heran apabila ada pengunjung yang ingin melihat-melihat keunikan rumah dan makam di sekitar mereka. Tidak sedikit pengunjung yang ingin menikmati bentuk bentuk kerag

"Wonderful Indonesia" Dalam Sebidang Layar Kaca

Ketika terpikat dengan daerah wisata yang baru saja dikunjungi kawan, beberapa hal yang terbersit di benak adalah bagaimana kawan bisa kesana, serta bagaimana cara kita bisa berkunjung kesana.   Tidak jarang bagi solo traveler yang diam-diam mencari informasi mengenai bagaimana menuju suatu tempat wisata. Cara yang terkesan mudah tetapi terkadang mendapatkan hasil yang kurang maksimal adalah melalui mesin pencari berita pada browser di internet.   Tentunya ada beberapa situs dari berbagai Negara yang menyajikan beragam informasi mengenai tempat wisata. Bahkan tidak jarang beberapa situs turut memfasilitasi individu maupun kelompok yang ingin berwisata. Tetapi tidak banyak destinasi wisata yang ditawarkan tentunya. Adalah  Indonesia Travel sebuah situs pariwisata yang memberikan informasi beragam wisata di Indonesia. Baik wisata yang sudah sering terdengar di telinga hingga tempat wisata yang masih awam dari pandangan mata.

Menikmati Sore Pulogadung

Pertama kali menginjakkan kaki di terminal Pulogadung, kesannya sangat semerawut. Angkutan kota parkir tidak teratur. Calo penumpang bus bebas berkeliaran di terminal. Petugas terminal kesannya acuh tak acuh. Pulogadung sedikit kumuh, karena sampah berceceran dimana mana. Pedagang kaki lima masih kurang teratur. Tetapi jika kita pikirkan itu semua, maka tidaklah sempat waktu untuk menikmati hal lainnya. Setelah masuk ke dalam terminal, maka terlihatlah beberapa bus tujuan timur Jawa terparkir sesuai dengan lintasannya masing-masing. Masih terlihat bus-bus lama terparkir disana. Stuttgart punya barang, masih mendominasi Pulogadung sore itu. Entah bagaimana saya menceritakannya, Prima Intercooler turut menemani OH 1521 hingga varian Mercedez Benz lainnya. Jika berbicara nama, dari Bejeu, Shantika, hingga Luragung (si raja pantura) turut memadati suasana Pulogadung yang sendu saat itu.Mungkin jika melihat Mercedez Benz tidaklah aneh bagi saya, karena sudah lazim digunak

Kenangan Perayaan Idul Fitri di Jorong Surau, Dharmasraya

Saya sendiri berdomisili di Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam. Ini pengalaman saya berlebaran di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Setelah sholat Ied, Kamis (8/8), jalanan sepi. Tidak tampak warga lalu lalang. Jalan masuk ke Jorong Surau di Kabupaten Dharmasraya ini nyaris sepi. Padahal beberapa hari sebelumnya ketika saya berkunjung ke Jorong Surau, jalanan tampak ramai. Sayup-sayup terdengar suara musik tradisional Minangkabau di telinga. Rupanya warga sedang berkumpul di pusat suara. Terlihat dari jauh kerumunan warga mengelilingi lapangan. Ternyata sedang ada kegiatan di Jorong Surau, tepatnya di depan gedung balai desa.