Skip to main content

Posts

Merayu Senja Pulo Aceh

Wilayah kepulauan Provinsi Aceh merupakan daerah yang memiliki keragaman wisata yang sangat indah. Lihat saja Pulau We atau setidaknya Pulau Banyak yang menyajikan beragam wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dari sekedar berenang di pantai sampai ber-snorkling ria. Beberapa pulau tersebut sangat sering dikunjungi wisatawan asing dan mancanegara. Tentunya sangat mudah mencari informasi akan keberadaan pulau-pulau tersebut. Sempat terpikir, apakah tidak ada nuansa lokasi wisata tersembunyi di Provinsi Aceh, yang menarik yang masih alami untuk dikunjungi?

Solo Trip ke Sabang

Ini ada sedikit cerita ane setelah kemarin main ke Sabang gan, Kota kecil di ujung barat Indonesia tepatnya di Pulau Weh. Maaf ya gan kalau ane kurang lancar bercerita dan kurang menarik ceritanya, maklum masih nubie dalam hal traveling.

Aksi Revolusi PSSI

Trip 4 hari Banda Aceh – Medan – Pangururan – Aek Nauli – Parbaba – Pangururan – Sidikalang - Siantar – Medan – Banda Aceh.

--> Rabu sudah mulai senja. Ketika gelap datang saya  dan kedua kawan berangkat dari kos di sekitaran Kampung Pineung Banda Aceh menuju terminal bus Banda Aceh. Hari ini bus akan sangat padat. Ya maklum saja, sekarang adalah hari 1 (biasanya pegawai gajian) dan besok tanggal 2 Juni 2011 dibarengi dengan libur nasional. Dan mantapnya lagi, hari Jumat 3 Juni 2011 adalah cuti bersama. Kontan ini adalah long weekend yang sangat sayang jika dilewatkan untuk sekedar berwisata. Beca motor mengantar kami ke terminal, dengan ongkos 20ribu saja untuk tiga penumpang.

Akhirnya backpackeran dengan Poltak

Natal 25 Desember 2010, setengah hari saja aku dirumah bersama keluarga. Jam 11 pagi ke Stasiun Banjar. Menumpang kereta api ke Lempuyangan. Penuh sesak kereta ternyata. Untung tadi g beli tiket. Merangsek masuk ke gerbong restorasi, ternyata penuh sesak. Hiruk pikuk manusia alangkah ramainya. Terpaksa duduk di lantai kereta api. Berjalan satu jam, lewatlah tukang arisan kereta api (kondektur). Dingin saja kuselipkan 10 ribu rupiah ke dalam tangannya, Kutoarjo Pak jawabku ketus. Berlalu saja dengan cepat. Hal ini sudah kulakukan sejak lama memang. Beli tiket kalau perjalanan jauh lebih dari 5jam saja. Karena pergantian kondektur biasanya setiap 4-5 jam perjalanan.

Long Trip Jalan Sendiri

Ini adalah tanggal 5 Desember 2010 dimana dua hari yang lalu baru saja menghirup udara di Kota Medan. Malam ini adalah malam yang meletihkan mungkin. Setelah seharian bercengkrama dengan sahabat sahabat di Bandung. Tanpa sengaja, Ari (Ucok) berada di seputaran komplek rumah. Ini jam 11 malam. Mobil barunya melarutkan malam menuju seputaran Sukajadi. Selepas itu meluncur di jalanan menuju warung tenda di Gasibu. Segelas teh susu hangat menantikan pagi sedikit. Biar bagaimanapun kami sering berseteru, toh kami berkawan di luar forum. Inilah yang terjaga dari Ucok. Sekarang jam 12 lewat, kasihan juga kalau dia sampai ketiduran nanti ketika menyetir. Merapatlah kami ke travel Cipaganti Dipatiukur. Ucok pulang, belum boleh cek in di travel ini ternyata. Harus menanti beberapa saat sebelum keberangkatan. Dengan bermodal selembar fotokopian Kartu Tanda Mahasiswa Unpad ku yang hampir usang, dapatlah diskon 10ribu rupiah. Sejam lamanya, dan berangkatlah mobil ini tepat jam 2 pagi.

Lhokseumawe Banda Aceh Medan

Setelah tiga hari di Lhokseumawe. Datanglah kawan kawan baru dari Medan yang hendak ke Banda Aceh menonton PSMS berlaga. Dijemputlah aku ketika itu Minggu 28 November 2010. Pagi sekali, kira kira jam 2 pagi, 5 mobil rombongan mereka menghampiri di tepi jalan terminal bis Lhokseumawe. Sesama suporter bercerita ini bercerita itu sampai larut menghantar pagi ke Banda Aceh. Oh iya beberapa hari kedepan Presiden SBY akan datang juga di area perkemahan Gunung Seulawah dalam rangka Jambore Nasional Pramuka. Banyak sekali pagi ini polisi disiagakan. Sampai pagi ini di Banda Aceh, istirahat di kediaman seorang kawan, ternyata dekat dengan hotel ku kemarin menginap. Rasanya tak ada lagi yang harus diceritakan siang ini karena PSMS kalah 1-3 dari Persiraja Banda Aceh. Hanya ada beberapa hal yang membuat senang disana, setelah diarak dari markas SKULL suporter Persiraja sampai stadion, riuh rendah yang aneh kurasakan terjadi di tepian stadion. Dua kubu suporter duduk bersama dalam satu tribun dan