Skip to main content

Astaka Morocco: Pesona Arsitektur Maghribi di Jantung Putrajaya

 

Astaka Morocco Malaysia

Rasanya sudah berulang kali saya berkesempatan untuk singgah di Kuala Lumpur. Mumpung masih pagi, saya sempatkan untuk berkunjung ke Putra Jaya. Dari KL Sentral saya naik KLIA Ekspress. Tujuan saya adalah Stasiun Putrajaya & Cyberjaya, tiket dewasa adalah RM14.00 dan tiket anak anak adalah RM6.30. Bisa saja lebih murah jika kalian naik bus dari Pasar Seni ke Putra Jaya. Atau kalian naik kereta dulu ke Stasiun Bandar Tasik Selatan. 

Karena berjalan seorang diri, saya jadi bebas mencari destinasi menarik untuk dijelajahi. Semalam saya sempat melihat di google maps, ada destinasi menarik di Putra Jaya. Astaka Morocco menjadi salah satu pilihan untuk saya kunjungi di Putrajaya. Meskipun transportasi umum terbatas dari pusat kota ke Putrajaya, namun dengan menggunakan kereta KLIA Transit, saya dapat menjangkau destinasi ini dengan mudah. Sebenarnya tidak terbatas juga, ada beberapa moda transportasi, tetapi ya itu kalau naik bus harus sabar menanti.Dari Terminal Putra Jaya, saya menaiki Bus Nadi Putra menuju Astaka Morroco dengan tarif RM 1,5. Bus ini juga merupakan opsi yang nyaman dan terjangkau, dengan perjalanan yang tidak memakan waktu lama. Bus ini juga cukup nyaman dengan kursi yang lapang dan udara yang terjaga. Bagi yang terbiasa dengan transportasi umum, bus ini dapat menjadi pilihan yang menyenangkan untuk menikmati perjalanan di sekitar Putrajaya.

Baca Juga: Putra Jaya Sisi Lain Malaysia

Kondisi jalan di Putra Jaya sangat bersih dan lengang. Jalanan dibuat lebar sekali, saya sangat kagum dengan kondisi ini. Putrajaya dikenal karena infrastruktur jalan yang baik dan rapi, dengan jalan-jalan yang lebar dan teratur. Hal ini dapat memudahkan pengendara dalam bergerak di sekitar kota.Lalu lintas di Putrajaya secara keseluruhan dianggap lebih terkendali dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Malaysia.

Astaka Morocco Malaysia

Pengemudi menunjukkan halte tempat saya harus berhenti. Dari sana saya harus berjalan sejauh 500 meter menuju pintu gerbang Astaka Morocco. Sampai di Astaka Morocco, saya terpesona dengan keindahan arsitektur dan nuansa Maroko yang khas. Saya sempat menanyakan tiket masuk, ternyata tidak ada tiket masuk yang dikenakan Di hari hari tertentu kita dapat masuk ke bagian dalam dengan membayar tiket sebesar RM 3.

Astaka Morocco

Dan Selamat datang di Astaka Morocco pemirsa. Saya sungguh takjub karena tidak perlu jauh jauh ke Maroko untuk melihat kemegahan gedung ini. Sebuah persembahan mahakarya dari Maroko yang  indah, tersembunyi di Taman Botani Putrajaya, Malaysia. Pokoknya kalian harus berkunjung kesini jika sedang di Kuala Lumpur. Hari ini, sinar mentari menari-nari di atas pohon-pohon rindang dan suara gemericik air mengalir memenuhi udara, menciptakan suasana yang menyegarkan dan menenangkan.

Astaka Morocco, atau dikenal juga sebagai Paviliun Maroko, berdiri kokoh di hadapan saya dengan megahnya. Sebuah hadiah simbolik dari Pemerintah Maroko kepada Malaysia, memperkuat ikatan persahabatan antara kedua negara. Dibangun pada tahun 2005, paviliun ini mengekspresikan keindahan arsitektur dan budaya Maghribi yang memukau. Kalian jangan bingung ya dengan magribi, artinya barat. Jadi kalau budaya magribi yang memukau, ya artinya budaya barat yang memukau.

Baca Juga: Mixed Rice Petaling Street

Langkah pertama saya masuki Astaka Morocco membawa saya ke dalam dunia yang benar-benar berbeda. Arsitektur paviliun ini memancarkan keanggunan Maroko dengan lengkungan yang indah, pintu-pintu yang diukir dengan detail halus, serta mozaik-mozaik yang memikat. Setiap sudut paviliun memancarkan kehangatan dan kekayaan warisan budaya Maroko.

Astaka Morocco Malaysia

Saya terpesona oleh halaman dalam Astaka Morocco yang menampilkan air mancur di tengahnya, dikelilingi oleh taman-taman hijau yang memanjakan mata. Suasana tenang dan damai membuat saya ingin berlama-lama menikmati keindahannya, meresapi keajaiban arsitektur Maroko yang terasa begitu dekat. Sesekali saya mendengar ada kicau burung yang singgah ke kawasan ini.

Melangkah masuk ke dalam paviliun, saya disambut oleh pameran budaya Maroko yang memukau. Saya sungguh tertarik pada ukiran kayu yang terlihat pada pintu-pintu bangunan, menggambarkan kekayaan warisan budaya Maroko yang begitu memikat. Fasad paviliun yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran rumit memancarkan keanggunan dan kekayaan seni Maroko yang telah terkenal di seluruh dunia. Langit-langit yang tinggi menjadi ciri khas bangunan di kawasan tropis. Saya merasa seperti tersapu dalam kisah-kisah masa lalu yang terwujud dalam setiap ukiran di depan mata.

Arsitektur Astaka Morocco

Lengkungan-lengkungan elegan dan jendela-jendela berhias menjadikan Astaka Morocco sebagai tempat yang sangat istimewa. Saya merasa seperti melangkah ke dalam sebuah istana zaman dahulu yang dipenuhi dengan misteri dan keindahan yang tak terlupakan. Mozaik-mozaik berwarna-warni yang menghiasi dinding-dinding paviliun menambahkan sentuhan magis yang memukau, menciptakan atmosfer yang begitu khas dari Maroko.

Selama menjelajahi Astaka Morocco, saya juga bertemu dengan pengunjung dari berbagai negara yang sama-sama terpesona oleh keindahan dan keunikan tempat ini. Beruntung saat itu tidak terlalu banyak tamu yang berkunjung. Hanya ada 2 keluarga dari Malaysia dan 4 orang backpacker dari Eropa. Saya hanya menebak saja karena sepintas mendengar percakapan mereka. 

Sejatinya berkunjung ke Astaka Morocco juga tidak lengkap tanpa menikmati secangkir teh Maroko yang autentik. Ruang teh di paviliun ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan kehangatan budaya Maroko sambil menikmati hidangan-hidangan tradisional yang lezat. Sayangnya saya belum berkesempatan untuk menikmatinya. 

Astaka Morocco adalah destinasi wisata yang unik dan menarik bagi siapa saja yang ingin merasakan pesona budaya Maghribi tanpa harus jauh-jauh ke Afrika Utara. Dengan arsitekturnya yang indah, taman yang menawan, dan pameran budaya yang menarik, Astaka Morocco menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan.

Astaka Morocco Putra Jaya

Agar perjalanan kalian lebih berkesan, berikut beberapa tips untuk menikmati kunjunganmu ke Astaka Morocco:

  • Pilih waktu yang tepat: Kunjungi Astaka Morocco di pagi atau sore hari untuk menghindari cuaca panas.
  • Kenakan pakaian yang nyaman: Gunakan pakaian yang sopan dan nyaman untuk berjalan kaki.
  • Bawa kamera: Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan keindahan arsitektur dan taman di Astaka Morocco.
  • Luangkan waktu untuk belajar: Bacalah tentang budaya dan sejarah Maroko sebelum berkunjung untuk mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna.
  • Jangan buang sampah sembarangan ya pren!

Setelah dari Astaka Morocco, saya menikmati Putra Jaya dengan berjalan kaki. Menyusuri jalan jalan besar dan sungai. Saat kembali, saya naik taksi ke Terminal Putra Jaya. Karena saya terlalu lama menunggu bus yang melintas. Dari sana saya naik bus menuju Pasar Seni di Kuala Lumpur. Kalau sekarang, kalian bisa menggunakan grab ya, karena sudah banyak pengemudi grab di Putra Jaya.

Ayo, kunjungi Astaka Morocco dan rasakan sendiri pesona Maroko di jantung Putrajaya!

Kalau kalian sudah sampai di Putra Jaya, kalian bisa berkunjung ke tempat tempat berikut:

1. Masjid Putrajaya: Masjid ini memiliki arsitektur Islam yang ikonik dan menakjubkan. Anda dapat mengagumi keindahan bangunan ini dan mengeksplorasi area sekitarnya.

2. Jembatan Seri Wawasan: Jembatan ini adalah permata arsitektur yang menghubungkan dua bagian Putrajaya. Pemandangan dari jembatan ini sangat menakjubkan, terutama saat matahari terbenam.

3. Taman Botani Putrajaya: Nikmati keindahan botani di taman ini. Anda dapat berjalan-jalan di antara tanaman hijau yang indah dan menikmati udara segar.

4. Pusat Konvensi Internasional Putrajaya (PICC): Tempat ini merupakan bangunan modern yang sering digunakan untuk acara konferensi dan pertemuan internasional. Anda dapat melihat arsitektur yang menarik dan mengagumi fasilitasnya.

5. Taman Lahan Basah Putrajaya: Surga alami bagi para pecinta alam. Anda dapat menjelajahi area ini dan menikmati keindahan alam sekitarnya.

Dengan beragam pilihan tempat wisata yang menarik dan beragam ini, Putrajaya menjadi destinasi yang sempurna untuk menjelajahi keindahan alam, seni, sejarah, dan arsitektur yang kaya di Malaysia.

 

 Update Artikel Pilihan Lainnya Dari Blog Kami di Google News Henri Sinurat

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen