Skip to main content

Mengungkap Kecantikan Ukiran Kayu: Menelusuri Keahlian Adimas Nugroho di Desa Krenen



Selama kunjungan saya ke Desa Krenen, saya tak hanya terpesona oleh keindahan alamnya, tetapi juga menemukan sepotong seni yang memikat hati. Di tengah desa yang tenang, saya bertandang ke rumah seorang warga yang menghasilkan kerajinan tangan ukiran kayu yang memukau. , seorang pengrajin yang penuh bakat, menghidupkan kayu dengan keahliannya yang menakjubkan.


Menelusuri lorong-lorong desa yang sejuk, saya tiba di rumah Adimas Nugroho yang terletak sangat dekat dengan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Krenen. Dimas menyambut saya dengan senyum ramahnya dan mempersilahkan saya melihat-lihat karya-karyanya yang terpajang dengan anggun di ruang kerjanya.



Dimas menjelaskan bahwa setiap ukiran kayu yang ia ciptakan merupakan hasil karyanya sendiri, yang dikerjakan secara manual dengan tangan terampilnya. Alat-alat sederhana menjadi sahabat setianya dalam menggoreskan keindahan pada setiap potongan kayu yang ia pilih dengan seksama.


Berbagai karya yang telah dihasilkan oleh Dimas begitu beragam. Mulai dari bahan seserahan pernikahan yang elegan, variasi sangkar burung yang indah, hingga topeng-topeng yang misterius. Setiap karya memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, menjadikannya pilihan yang sempurna untuk menjadi hadiah istimewa atau hiasan ruangan yang memikat.



Namun, yang membuat kerajinan tangan Adimas Nugroho semakin luar biasa adalah harganya yang sangat bersahabat di kantong para pelanggan. Dimas percaya bahwa keindahan dan kepuasan pelanggan adalah prioritas utama, sehingga ia menjaga agar harganya tetap terjangkau tanpa mengorbankan kualitas kerjanya yang luar biasa.

Bahan yang digunakan berasal dari Kayu Belina, Kayu Mentaos, dan Kayu Jati. Untuk bagian sangkar burung yang terdiri dari 3 bagian dikerjakan 3-5 hari. Untuk motif yang sulit dikerjakan adalah gambar naga dan wayang. Dibutuhkan keuletan yang ekstra untuk mengukirnya. 

Draft untuk Sangkar Burung


Terkukuh di sebelah pekerjaannya sebagai pekerja pabrik, Dimas menjelaskan bahwa kerajinan ukiran ini hanya merupakan pekerjaan sampingan baginya. Ia mengerjakannya ketika ada pesanan dari para pelanggan yang telah mengenal keahliannya. Meskipun tidak berprofesi sebagai pengrajin secara penuh waktu, dedikasi dan cinta Dimas terhadap seni ukir tak pernah pudar.



Bagi Anda yang ingin memiliki kerajinan tangan unik dan indah ini, Anda dapat menghubungi Dimas di nomor 081342878892 untuk melakukan pemesanan. Dengan senang hati, Dimas akan menerima pesanan Anda dan menciptakan karya yang akan membuat Anda terpesona.



Desa Krenen, tersembunyi di jantung Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya yang patut dijaga dan diapresiasi. Dengan adanya pengrajin berbakat seperti Adimas Nugroho keindahan ukiran kayu yang merupakan warisan budaya Indonesia terus hidup dan bersinar. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi Desa Krenen dan melihat langsung keindahan ukiran kayu yang mengagumkan ini!

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen