Skip to main content

Meningkatkan Potensi Desa Bahari Melalui Pariwisata Berkelanjutan

 


Desa Bahari adalah desa yang berada di wilayah pesisir atau pantai yang memiliki potensi sumber daya alam laut yang melimpah. Desa Bahari biasanya memiliki sejumlah kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya laut, seperti perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari. Desa Bahari juga dapat memiliki warisan budaya dan sejarah yang terkait dengan kehidupan masyarakat pesisir yang telah hidup di daerah tersebut selama berabad-abad. 

Karena letaknya di daerah pantai atau pesisir, Desa Bahari juga dapat memiliki keunikan dalam segi lingkungan dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Desa Bahari memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata, baik wisata alam, budaya, ataupun wisata bahari. Untuk mengembangkan potensi Desa Bahari secara berkelanjutan, perlu dilakukan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan memperhatikan aspek konservasi dan pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat setempat.

Potensi Desa Bahari di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam bawah laut yang melimpah. Potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari yang dimiliki Indonesia sangat besar dan menjanjikan. Selain menjadi sumber kehidupan masyarakat pesisir, potensi ini juga dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata yang menarik.

Perikanan 

Potensi perikanan di Indonesia sangat besar karena letaknya yang berada di wilayah Asia Tenggara yang dikelilingi oleh lautan. Indonesia memiliki sumber daya ikan yang melimpah dan beraneka ragam, mulai dari ikan laut, hingga udang, lobster, dan kerang. Beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Lombok, Manado, dan Maluku telah mengembangkan potensi perikanan sebagai kegiatan wisata yang menarik. Wisatawan dapat menikmati pemandangan laut dan memancing ikan bersama nelayan setempat atau menikmati hidangan ikan yang segar di restoran yang menyajikan menu ikan laut.

Baca Juga: Melihat Suku Dayak Kenyah Dari Dekat

Kelautan 

Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang sehingga terdapat banyak keanekaragaman hayati yang ada di laut. Potensi kelautan di Indonesia sangat besar dan dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata seperti diving, snorkeling, dan surfing. Beberapa daerah yang telah mengembangkan potensi kelautan sebagai destinasi wisata adalah Bali, Lombok, Raja Ampat, Wakatobi, Sabang, Krui, Bunaken. Wisatawan dapat menikmati keindahan terumbu karang dan biota laut yang sangat beragam. Selain itu, kegiatan surfing juga sangat populer di Indonesia, terutama di Bali dan Nusa Tenggara.

Budidaya Perikanan

Selain perikanan laut, Indonesia juga memiliki potensi perikanan budidaya yang sangat besar. Beberapa jenis perikanan budidaya yang populer di Indonesia adalah ikan nila, ikan patin, ikan gurame, dan udang vannamei. Perikanan budidaya ini dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan mengajak wisatawan untuk belajar tentang teknik budidaya ikan dan mengunjungi kolam ikan atau tambak yang ada. Beberapa daerah yang telah mengembangkan potensi perikanan budidaya sebagai destinasi wisata adalah Jepara, Semarang, dan Banyuwangi.

Pariwisata Bahari 

Potensi pariwisata bahari di Indonesia sangat besar dan beraneka ragam. Wisatawan dapat menikmati berbagai jenis kegiatan wisata seperti diving, snorkeling, surfing, memancing, atau sekedar menikmati pemandangan pantai yang indah. Beberapa destinasi wisata bahari yang populer di Indonesia antara lain Bali, Lombok, Wakatobi, Raja Ampat, dan Bunaken. Selain itu, Indonesia juga memiliki keindahan pantai yang sangat indah seperti pantai Kuta di Bali, pantai Tanjung Tinggi di Bangka Belitung, dan pantai Senggigi di Lombok.

Dalam mengembangkan potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari sebagai destinasi wisata, perlu dilakukan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan pelestarian lingkungan agar dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. Pengembangan pariwisata bahari juga harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Dengan demikian, pengembangan potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat serta menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang ada.

Baca Juga: Membangun Pesona Desa Bahari dalam Konsep Pariwisata Berkelanjutan

Selain itu, pengembangan destinasi wisata bahari juga perlu didukung oleh infrastruktur dan fasilitas yang memadai seperti akses transportasi yang mudah, penginapan yang ramah lingkungan, restoran yang menyajikan menu berbasis ikan, dan sarana dan prasarana keamanan yang memadai. Selain itu, juga perlu dilakukan promosi yang tepat dan efektif untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang.

Dalam mengembangkan potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari sebagai destinasi wisata, perlu juga dilakukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan investor swasta dalam mengelola potensi yang ada. Selain itu, juga perlu dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan pengembangan pariwisata bahari seperti pelatihan dan pendidikan tentang pengelolaan sumber daya alam laut dan pariwisata bahari.

Potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari di Indonesia sangat besar dan menjanjikan. Potensi ini dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata yang menarik dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat. Dalam pengembangan potensi ini, perlu dilakukan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan berkelanjutan serta kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan investor swasta.

Strategi Meningkatkan Potensi Desa Bahari

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari di Indonesia, di antaranya:

  1. Meningkatkan investasi di sektor perikanan dan kelautan untuk memperbaiki infrastruktur dan teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengolahan hasil perikanan.

  2. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, terutama nelayan, petani ikan, dan peternak untuk mengelola sumber daya alam dengan bijaksana dan berkelanjutan.

  3. Mendorong kegiatan perikanan budidaya seperti budidaya rumput laut, kerapu, ikan air tawar, dan udang, serta meningkatkan produksi dan kualitas hasil perikanan budidaya.

  4. Meningkatkan kualitas pelayanan di sektor pariwisata bahari, seperti menyiapkan infrastruktur yang memadai, meningkatkan keamanan, kebersihan, dan keramahan masyarakat lokal dalam menerima wisatawan.

  5. Memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bahari Indonesia melalui promosi pariwisata yang intensif dan efektif, baik di tingkat nasional maupun internasional.

  6. Menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, seperti menjaga kualitas air laut, menjaga keberadaan spesies ikan yang terancam punah, mengurangi pencemaran laut, dan melakukan pengelolaan sampah yang baik.

Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan potensi perikanan, kelautan, perikanan budidaya, dan pariwisata bahari di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat, tetapi juga akan menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang ada untuk generasi mendatang.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen