Skip to main content

Pengalaman Perjalanan Menyusuri Rute Bus Arimbi dari Serang ke Bandung

 


 

Sejarah Arimbi

PT Arimbi Jaya Agung (Arimbi) didirikan pada awal tahun 1969 dengan markas awalnya berlokasi di Jalan Daan Mogot Km 30 Tangerang, Banten. Awalnya, Arimbi fokus pada penjualan truk dan perjalanan, namun kemudian memperluas bisnisnya ke bidang transportasi bus.

Pada tahun 1990-an, Arimbi memulai bisnis transportasi angkutan bus penumpang dengan jumlah armadanya mencapai 800an unit bus. Mereka mengoperasikan trayek utama yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Bandung. Selain itu, Arimbi juga berkolaborasi dengan beberapa perusahaan lain yang termasuk dalam Grup PT Arimbi Jaya Agung, seperti PO Bima Suci dan PO Aja. Grup ini menjadi salah satu perusahaan bus terbesar di Tangerang dan merupakan PO tertua di Banten.

Pada awal tahun 2000-an, PO Aja, yang merupakan bagian dari Grup PT Arimbi Jaya Agung, menjadi salah satu pilihan utama masyarakat Tangerang sebagai bus penghubung antara Tangerang dan wilayah DKI Jakarta serta sekitarnya. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, populasi PO Aja mengalami penurunan.

Meskipun demikian, PT Arimbi Jaya Agung tetap beroperasi dan terus melayani masyarakat dengan layanan transportasi bus mereka. Dengan sejarah panjang dan pengalaman yang dimiliki, mereka tetap menjadi salah satu pemain utama dalam industri transportasi bus di wilayah Tangerang dan sekitarnya. 

Naik Arimbi Ke Bandung



Pada Minggu, 14 Mei 2023, saya memiliki kesempatan untuk menaiki bus Arimbi yang akan mengantar saya dari Cilegon ke Bandung. Sebagai seorang penggemar setia bus ini, saya telah beberapa kali menikmati perjalanan dengan Arimbi, dan kali ini saya bersemangat untuk mencobanya sekali lagi. Namun, ketika waktu keberangkatan semakin mendekat, bus Arimbi dengan rute Merak - Bandung tak kunjung datang.

Agar tidak membuang waktu, saya memutuskan untuk naik bus menuju Terminal Serang terlebih dahulu. Saat saya tiba di terminal tersebut, dengan keberuntungan yang menghampiri, saya melihat sebuah bus Arimbi sedang parkir dan menunggu jadwal keberangkatan. Tanpa ragu, saya segera naik dan menemukan bangku yang masih kosong di bagian depan bus.

Setelah semua penumpang naik dan perjalanan dimulai, bus Arimbi perlahan meninggalkan kota Serang. Kami menyusuri jalanan kota sambil mencari penumpang tambahan yang akan bepergian ke Bandung. Begitu kami masuk ke jalur tol, bus mulai melaju dengan kecepatan yang konstan. Kami melewati kota demi kota, melihat pemandangan yang berbeda dari jendela bus. Meskipun kecepatan tidak terlalu kencang, bus Arimbi tetap menjaga ketepatan waktu dengan cermat.

Perjalanan kami dimulai dari Serang tepat pada pukul 14:59. Setelah melewati Gerbang Tol Serang Timur sekitar pukul 15:25, kami berhenti sejenak di Rest Area 45 pada pukul 15:50 untuk memberikan kesempatan bagi penumpang yang ingin istirahat sejenak. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan dan melewati Gerbang Tol Cikupa pada pukul 16:13.

Saat matahari mulai terbenam, kami melintasi Gerbang Tol Kebun Jeruk pada pukul 17:02 dan Gerbang Tol Tomang pada pukul 17:07. Perjalanan terus berlanjut dengan lancar, melewati Gerbang Tol Jatibening pada pukul 17:30 dan Gerbang Tol Kalihurip pada pukul 18:31. Kami melakukan istirahat singkat di Rest Area KM 72 pada pukul 18:38, memberikan waktu bagi penumpang untuk meregangkan kaki dan membeli makanan ringan.

Setelah beristirahat sejenak, perjalanan kami dilanjutkan. Kami melewati Gerbang Tol Pasir Koja pada pukul 19:51, menandakan bahwa kami semakin dekat dengan tujuan akhir, yaitu Bandung. Akhirnya, kami tiba di Leuwipanjang, Bandung pada pukul 20:04, tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Bus yang nyaman dan penumpang yang ramah membuat perjalanan saya menyenangkan. Meskipun tidak melaju dengan kecepatan tinggi, bus Arimbi tetap dapat menjaga ketepatan waktu. Hal ini sangat mengesankan mengingat jarak yang harus ditempuh dari Serang ke Bandung tidaklah dekat.

Selama perjalanan, saya dapat melihat perubahan pemandangan dari jendela bus. Mulai dari hamparan sawah yang hijau, gedung-gedung perkantoran yang menjulang di tengah kota, hingga pemandangan indah di sepanjang jalur tol. Bus Arimbi membawa saya melintasi kota-kota dengan efisiensi, menghubungkan berbagai wilayah yang berbeda. Owh iya, tiket yang dikenakan dari Serang ke Bandung adalah 125 ribu rupiah.

Kaos Calo Terminal yang saya gunakan dapat dapat dibeli disini

Catatan Perjalanan

Catatan Perjalanan Bus Arimbi dari Serang ke Bandung (14 Mei 2023):

  • Keberangkatan dari Serang: 14:59
  • Melewati Gerbang Tol (GT) Serang Timur: 15:25
  • Istirahat di Rest Area 45: 15:50
  • Melewati GT Cikupa: 16:13
  • Melewati GT Kebun Jeruk: 17:02
  • Melewati GT Tomang: 17:07
  • Melewati GT Jatibening: 17:30
  • Melewati GT Kalihurip: 18:31
  • Istirahat di Rest Area KM 72: 18:38
  • Melewati GT Pasir Koja: 19:51
  • Tiba di Leuwipanjang, Bandung: 20:04

Catatan waktu perjalanan di atas mencerminkan jalur dan waktu yang berhasil ditempuh oleh Bus Arimbi pada tanggal 14 Mei 2023. Perjalanan dimulai dari Serang pada pukul 14:59 dan berakhir di Leuwipanjang, Bandung pada pukul 20:04. Selama perjalanan, bus melintasi beberapa Gerbang Tol (GT) dan istirahat di Rest Area 45 dan Rest Area KM 72. Bus Arimbi menjaga ketepatan waktu dengan melaju secara konstan namun tidak terlalu kencang.


 

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen