Skip to main content

Melihat Budaya Indonesia Dari Tradisi Sekura

Pesta sekura merupakan perhelatan rutin yang diadakan oleh masyarakat Kabupaten Lampung Barat. Pesta rakyat ini selalu diadakan ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dalam acara ini, peserta acara diwajibkan mengenakan topeng dengan berbagai karakter dan ekspresi. Pesta sekura merupakan wujud ungkapan rasa syukur dan suka cita menyambut hari yang suci.

Dalam pesta sekura, berbagai kalangan ikut terlibat aktif dan berbaur menjalin kebersamaan. Setiap peserta dapat membawa berbagai makanan yang didapat dari hasil silaturahmi berkeliling dari rumah ke rumah. Makanan ini kemudian disantap secara bersama-sama dengan para peserta lainnya dalam suasana yang hangat. Pesta sekura menjadi ajang silaturahim dan menjalin keakraban antartetangga.

Selain sebagai ajang silaturahmi, pesta sekura juga merupakan bentuk pelestarian budaya dan seni tradisional. Topeng yang digunakan dalam acara ini memiliki banyak nilai historis dan keindahan seni. Melalui pesta sekura, masyarakat dapat memperkenalkan budaya Lampung Barat kepada masyarakat lainnya.


Ada beberapa hal yang menarik dalam penyelenggaraan Tradisi Sekura yang tentunya merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat Indonesia. Budaya tersebut diantaranya:

Gotong Royong

Gotong royong adalah salah satu nilai luhur budaya Indonesia yang sangat dihargai oleh masyarakat. Konsep gotong royong berarti bekerja sama dalam suatu kegiatan atau proyek dengan cara saling membantu dan membagi tugas secara adil. Gotong royong dilakukan untuk kepentingan bersama tanpa memperhatikan status sosial atau kepentingan pribadi. Konsep ini tidak hanya dijalankan dalam lingkup keluarga atau masyarakat, namun juga di lingkungan kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.

Gotong royong juga merupakan nilai budaya Indonesia yang terdapat pada Tradisi Sekura. Setiap Pekon yang akan menjadi tuan rumah Sekura akan menyiapkan banyak hal dalam perhelatannya. Dari persiapan batang pinang untuk "Cakak Buah"(panjat pinang) yang khusus disediakan untuk para tamu yang hadir. Hingga persiapan untuk panggung hiburan dan lain sebagainya. Pergelaran Sekura di sebuah Pekon tentunya tidak bisa dikerjakan oleh satu atau dua orang saja. Banyak orang yang akan terlibat di dalamnya. Dalam lingkup masyarakat Lampung Barat, gotong royong dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan, serta membantu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh satu individu. 

Baca Juga: Kenali Sekura Kenali

Silatuhrami

Silaturahmi adalah suatu bentuk hubungan sosial yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Silaturahmi merupakan cara untuk mempererat hubungan antara satu dengan yang lainnya, baik dalam lingkup keluarga, teman, maupun tetangga. Tujuan dari silaturahmi sendiri adalah untuk membina tali persaudaraan yang erat, meningkatkan rasa kebersamaan dan saling memahami satu sama lain.

Dalam Tradisi Sekura, silaturahmi dilakukan dengan saling berkunjung. Warga Pekon lain akan berkunjung kepada Pekon lain yang menjadi tuan rumah dalam perayaan Sekura. Tidak jarang dalam pertemuan tersebut kita akan berjumpa dengan orang-orang yang sudah lama tidak bertemu. Dengan silaturahmi, kita dapat mengenal orang lain dengan lebih baik dan memperluas lingkup pergaulan.

Silaturahmi juga dapat memberikan dampak yang positif dalam lingkup sosial. Dalam sebuah kelompok, silaturahmi dapat membantu mengurangi perpecahan dan perselisihan. Silaturahmi juga dapat meningkatkan rasa empati dan toleransi antarindividu, sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik dan permusuhan.

Toleransi

Dalam tradisi Sekura sejumlah masyarakat akan datang dan tumpah ruah. Uniknya tradisi ini adalah setiap masyarakat yang datang akan membawa sejumlah batang pohon, semak belukar yang kemudian ditinggalkan di Pekon tuan rumah. Setiap Pekon yang menjadi tuan rumah tetap akan menyambut setiap Sekura yang hadir dengan ramah. Bahkan tuan rumah menyediakan hiburan berupa panggung musik dan panjat pinang. Melalui toleransi, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, saling menghargai, dan saling mendukung. 

Toleransi sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperkuat budaya toleransi dalam kehidupan sehari-hari dengan menghargai perbedaan dan mendukung keberagaman.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen