Skip to main content

Featured Post

Sebuah Catatan Untuk Pacu Jalur

Sebuah Catatan Untuk Pacu Jalur

Pacu jalur
Pacu Jalur Pangean


Pikiran saya sangat terusik dengan unggahan-unggahan akun instagram @pacujalur_net. Beberapa hari menjelang Pacu Jalur Rayon III di Pangean, setiap unggahan foto, video, story merayu untuk melihat Pacu Jalur secara langsung. Dan ini sangat lumrah. Mungkin saja pemilik akun bagian dari jejaring akun resmi wisata di Kuantan Singingi. Dan naluri mencari informasi kembali tergerak. Beberapa akun instagram saya telusuri lebih jauh, termasuk akun Dinas Pariwisata dari Kabupaten Kuantan Singingi sendiri. Dari sana saya mendapatkan sedikit gambaran mengenai Pacu Jalur.

Tak cukup sampai disitu, saya menghubungi beberapa rekan yang berada di kawasan Provinsi Riau, termasuk kawan kawan yang pernah tinggal disana. Saya hanya ingin memastikan jika Pacu Jalur di Pangean dapat saya kunjungi dengan berbagai informasinya. Mengapa demikian? Saya tidak ingin berjudi dengan informasi, sehingga bisa mengatur agenda keberangkatan hingga pulang ke Bandung tercinta. 

Dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuansing saya mendapati info bahwa Pacu Jalur akan digelar mulai pukul 14.00 WIB. Ini informasi yang cukup membantu. Namun untuk mendapatkan jadwal gelaran resminya, sepertinya akun instagram @pacujalur_net lebih update. Namun ini bukan soal membanding-bandingkan akun.

Sehingga saya memutuskan untuk sengaja memilih penerbangan pertama dari Jakarta. Karena informasi dari Wak Dodi, kolega yang pernah tinggal di Pekanbaru, Jarak Pekanbaru ke Kuantan kira kira 4 jam perjalanan darat. Dari beliau juga saya mendapatkan informasi Kuansing dan Kuantan Singingi adalah daerah yang sama, hanya perbedaan akronim saja. Kuansing adalah Kuantan Singingi.

Dari youtube dan tiktok, tidak banyak informasi yang saya dapatkan mengenai transportasi dari Bandara Sutan Syarif Kasim II di Pekanbaru menuju pusat kota. Karena tidak ada travel langsung dari Bandara SSK II ini menuju Kuansing. Dari youtube saya mendapatkan informasi jika ada Bus semacam feder dari Bandara SSK II menuju tengah kota. Namun saya menunggu 1 jam lamanya, bus tak kunjung tiba. Hingga dengan berbagai cara dan informasi, saya bisa menggunakan ojek untuk mencapai travel (kendaraan pribadi) menuju Kuansing. 

Oh iya, travel Pekanbaru menuju Kuansing biasanya berangkat pukul 2 siang. Sehingga delaynya penerbangan saya tadi, sebenarnya tidak berpengaruh juga. Karena jika tiba di Pekanbaru pukul 9 pagi, masih akan bingung juga naik travel apa. Tarifnya adalah 120 ribu rupiah untuk jarak tempuh 160 km.

Tiba di Kuansing, supir travel mengantarkan saya ke penginapan. Di Kuansing ini banyak juga penginapan. Dari yang tarif terjangkau, hingga yang kelas menengah ke atas. Nanti kapan kapan kita tulis mengenai penginapan-penginapan di Kuansing. 

Menjelang perhelatan Pacu Jalur Agustus 2025 nanti, biasanya masyarakat menyewakan kamar hingga rumah untuk dijadikan homestay. Informasi ini yang seharusnya menjadi perhatian dari Dinas Pariwisata dari Kabupaten Kuantan Singingi.

Baca Juga: Pulau Penyengat Tiang Melayu yang Rekat

Pacu jalur kuansing
Pacu Jalur Kuansing


Kuansing Hari Kedua

Jam 8 pagi saya sudah keluar dari penginapan. Menikmati sarapan pagi lontong sayur khas Kuansing. Dari pemilik kedai saya mencari informasi transportasi menuju Pangean. Jaraknya 26 km dari pusat kota Kuantan. Ternyata tidak ada informasi yang pasti. Saya membuka aplikasi Maxim, namun tidak ada 1 pun driver yang terhubung. 

Akhirnya saya putuskan untuk berjalan kaki menuju pasar. Biasanya disini akan ada angkutan atau ojek. Beruntung sekali saya mendapatkan tukang ojek disana. Kami sempat berdiskusi mengenai harga. Bapak tersebut menawarkan 80 ribu rupiah, dan saya menawarkan 100ribu rupiah untuk diantar ke Pangean. Beruntung sekali, karena Bapak Ojek itu mau.

Kurang lebih 1 jam berlalu saya telah tiba di Arena Pacu Jalur Pangean. Saya sengaja berkeliling untuk melihat situasi. Pikiran saya cuma 2, saya ingin mencari informasi mengenai toilet umum dan warung nasi. Ternyata disana cukup banyak pedagang makanan. Dan banyak sekali menu yang dijajakan. Sepertinya ini kolaborasi yang baik antara masyarakat dengan para pedagang dan UMKM.

Namun setelah saya berkeliling, saya hanya menemukan 1 toilet umum. Sepertinya ini harus menjadi perhatian Dinas Pariwisata dari Kabupaten Kuantan Singingi pada perhelatan Pacu Jalur berikutnya. Sehingga saya memilih tribun yang sangat dekat dengan toilet umum tersebut. Supaya saya dapat lebih tenang menonton, kalau kalau saya harus ke toilet.

Bagaimana kondisi Pacu Jalur? Ini perhelatan yang sangat profesional, kita bisa menonton dengan nyaman di tribun-tribun yang disediakan. Tiketnya 50 ribu rupiah, sangat terjangkau untuk sajian yang sangat menarik. Untuk pengalaman saya menonton di tribun, sepertinya akan saya tulis terpisah.

Pacu Jalur Pangean
Pacu Jalur Pangean


Harapan untuk Perhelatan Pacu Jalur 2025

Setelah dua hari menikmati Kuansing dan melihat langsung kemeriahan Pacu Jalur di Pangean, ada beberapa hal yang menjadi catatan kecil di benak saya. Ini bukan keluhan, apalagi tuntutan. Lebih pada harapan yang semoga bisa memperkaya pengalaman para pengunjung di tahun-tahun mendatang, terlebih menjelang perhelatan besar Pacu Jalur Agustus 2025 nanti.

Hal pertama adalah soal informasi. Saya merasa ada semacam kebutuhan untuk menyatukan segala sumber informasi ke dalam satu peta digital terpadu. Misalnya, peta yang menampilkan jalur dari Bandara SSK II Pekanbaru menuju Kuansing, berikut informasi titik-titik penting seperti terminal travel, penginapan, warung makan, hingga lokasi Pacu Jalur itu sendiri. Peta semacam ini sebaiknya ditautkan di akun resmi website atau media sosial Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuantan. Agar calon pengunjung tidak perlu berpindah-pindah mencari info yang tercecer.

Selanjutnya, saya membayangkan adanya koordinasi yang lebih padu antar platform. Sering kali, akun Instagram pribadi seperti @pacujalur_net justru lebih update dibanding akun resmi pemerintah daerah. Mungkin ke depan, kolaborasi antara komunitas digital dan Dinas Pariwisata bisa dibentuk agar semua informasi—dari jadwal resmi, titik shuttle, sampai rekomendasi homestay warga—bisa hadir seragam dan terpercaya.

Lalu, mengenai transportasi lokal. Ini yang cukup menguras energi. Dari pengalaman saya, informasi transportasi umum langsung dari Pekanbaru ke Kuansing bisa didapatkan dengan cara menghubungi pengelola angkutan umum itu sendiri. Saya harus mencari informasi dari berbagai media sosial. Sejatinya sangat berlebihan jika saya was-was terhadap informasi yang disajikan. Namun bukan tidak mungkin ada yang memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan penipuan dalam pemesanan tiket travel.

Sedangkan di dalam kota pun ojek online seperti Maxim belum banyak tersedia. Akan sangat membantu jika menjelang event, ada shuttle lokal atau angkutan temporer yang bisa mengantar wisatawan dari titik-titik strategis, seperti pasar, penginapan, atau terminal ke arena Pacu Jalur. Tidak harus mewah, cukup aman, nyaman, dan jelas jadwalnya. Saya sempat mendengar ada transportasi online versi lokal, namun belum sempat menggunakannya.

Dan satu lagi yang tak kalah penting: jadwal Pacu Jalur. Saat saya mencari informasi, tidak mudah menemukan rundown resmi—terutama jika hanya mengandalkan Google. Akan sangat membantu jika jadwal ini ditampilkan dalam bentuk tabel, lengkap dengan jam, lokasi, dan agenda kegiatan setiap harinya. Dalam perhelatan Pacu Jalur di Pangean, saya sangat terbantu dengan akun instagram @pacujalur_net yang memberikan informasi jadwal secara realtime.

Selain itu, keberadaan toilet umum dan tempat sampah juga layak menjadi perhatian. Saat saya berkeliling area Pacu Jalur di Pangean, saya hanya menemukan satu toilet umum yang bisa digunakan pengunjung. Meski kondisinya cukup layak, namun jumlahnya sangat terbatas mengingat ribuan orang hadir dalam satu waktu. Hal serupa terjadi pada ketersediaan tempat sampah. Padahal, di sekitar arena banyak sekali pedagang makanan dan minuman. Tanpa tempat sampah yang memadai, potensi sampah berserakan tentu tak terhindarkan. Akan sangat baik jika ke depan panitia dan pemerintah daerah menyediakan lebih banyak fasilitas sanitasi dan kebersihan agar pengalaman menonton Pacu Jalur tak hanya meriah, tapi juga nyaman dan ramah lingkungan.

Sejatinya Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi telah mempunyai situs/webiste https://digital.kuansing.go.id/ yang berisikan informasi tentang travel, kuliner, wisata, hotel dan berbagai informasi lainnya. Situs informasi ini tentunya akan membantu masyarakat luas. Situs informasi ini juga harapannya dapat menjadi pusat informasi terkait penyelenggaraan Pacu Jalur 2025.

Sebelumnya saya mohon maaf jika ada kata kata yang kurang berkenan. Pacu Jalur merupakan cerminan dari semangat kolektif masyarakat, warisan budaya yang hidup, dan potensi wisata yang besar. Semoga di Agustus 2025 nanti, perhelatan ini tidak hanya memikat mata, tetapi juga memudahkan langkah siapa pun yang ingin menyaksikannya. 



Comments

Popular posts from this blog

Cara Merubah Tempat Duduk Kereta Api Yang Sudah Dipesan

Naik kereta api adalah salah satu pilihan transportasi yang mengasyikkan dan efisien, terutama bagi para pelancong yang mencari kenyamanan serta pemandangan yang menarik selama perjalanan. Dengan berbagai pilihan kelas dan rute yang tersedia, kereta api menawarkan pengalaman yang unik dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Baik untuk perjalanan jarak jauh atau sekadar perjalanan sehari-hari, kereta api dapat memberikan kenyamanan dan kepraktisan yang dibutuhkan. Namun, terkadang, Anda mungkin perlu menyesuaikan bangku Anda agar perjalanan menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan preferensi Anda. Mengganti Bangku Kereta Api Mengganti bangku kereta api dapat dilakukan dengan mudah, baik secara offline maupun online. Jika Anda memutuskan untuk mengganti bangku secara offline, Anda perlu melakukan pengajuan di stasiun kereta yang telah ditentukan. Proses ini memerlukan verifikasi dan dapat dikenakan biaya administrasi. Penting untuk memperhatikan batas waktu pengajuan serta me...

Jadwal dan Tarif Bus Arimbi Rute Bandung - Merak

Bus Arimbi adalah pilihan transportasi yang nyaman dan terpercaya bagi para penumpang yang ingin melakukan perjalanan dari Bandung ke Merak, atau sebaliknya. Dengan fasilitas lengkap dan pelayanan yang memadai, Bus Arimbi menjadikan perjalanan Anda lebih mudah dan menyenangkan. Artikel ini akan membahas tentang rute, tarif, fasilitas, serta cara pembelian tiket Arimbi untuk perjalanan yang lancar. Rute Perjalanan Bus Arimbi Bus Arimbi melayani rute perjalanan dari Bandung menuju Merak dan sebaliknya. Perjalanan dimulai dari Terminal Leuwipanjang Bandung , yang merupakan titik keberangkatan utama. Dari sini, bus akan melewati beberapa daerah dan jalur utama seperti Tol Pasir Koja, Slipi, Kebun Jeruk, Serang , Cilegon , hingga akhirnya tiba di Merak . Lama perjalanan yang dibutuhkan sekitar 6 jam, tergantung kondisi lalu lintas. Rute ini melalui jalur tol utama yang cukup ramai, namun perjalanan tetap nyaman berkat fasilitas yang disediakan oleh Bus Arimbi. Fasilitas yang Menjamin Keny...

Kuching Waterfront: A Journey Through Time and Tranquility

Ah, the Kuching Waterfront! If you’ve never been, you’re in for a treat. The first time I visited, I wasn’t sure what to expect. I'd heard about it from a few travel forums, and it seemed like a "must-visit," but you know how those can be hit or miss. Spoiler alert: Kuching Waterfront was a massive hit for me, and I’m not the kind of person who’s easily impressed by just a riverside promenade. Let me tell you about my first day there—it started off a little rough. I woke up later than planned (typical me), rushed through breakfast, and by the time I made it to the Waterfront, it was mid-morning. Honestly, I was kind of grumpy because the sun was already blazing, and I forgot to pack a hat. That humidity? Yikes. But you know what? The moment I stepped onto the walkway and saw the Sarawak River, all my worries kind of melted away. There’s something about that wide, calm river that just puts you in a good mood. It’s like the whole city takes a deep breath there. The beauty ...